Pages

Friday, 20 January 2012

amal ibadah haji




Haji merupakan perjalanan yang penuh dengan simbolis, yang mewakili rasa keimananan Yang Mahakuasan. Semua aspek tersebut diisi dengan makna yang mendalam tentang kehidupan. Bila ritual haji dan menguraikan bahwa setiap tahap menggambarkan pengabdian yang kuat dan nyata kepada Allah.

Dan barangsiapa yg menta’ati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dgn orang-orang yg dianugerahi ni’mat Allah yaitu Nabi-nabi para shiddiqin orang-orang yg mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yg sebaik-baiknya”."
(Surah Al-Kahf : 110)

Padahal mereka tidak diperintahkan supaya menyembah kecuali Allah dengan memurnikan ketaantan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. 
(Surah Al-Bayyina : 5)

Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya. Agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
(Surah Az-Zumar :2,3)

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.
(Surah Al-Fath : 29)

Sehingga, setiap ibadah baik melaksanakan Haji maupun tindakan ibadah lainnya tidak diterima kecuali dilakukan karena mengharapkan Ridha Allah, Ibdah haji yang dilakukan harus penuh keimanan dan menyerahkan diri kepada Yang Mahakuasa. Seseorang tidak diperbolehkan melaksanankan Haji untuk wisata atau karena alasan komersil.
Selanjutnya, jamaah harus bersunggung-sunggu dalam melafalkan niatnya. Seseorang hendaknya tidak mencari nama “HAJI” dan menghindari terlalu banyak berbicara mengenai perjalanan Hajinya dengan tujuan agar orang lain tau tentang perjalanan Hajinya.
Jamaah Haji hendaklah menghindari berbicara mengenai kesulitan selama perjalanannya. Seperti apa saja yang memberatkan yang dapat mematah semangat mereka yang belum melakukan ibadah Haji.
Selanjutnya, Haji bukan perjalanan untuk mendapatkan ketenaran. Jamaah Haji harus menjaga setiap perbuatan dan perkataannya. Semuanya harus sesuai dengan agama kita dan beribadah hanya untuk mencari kerridhaan Yang Mahakuasa. Harus dipertimbangkan sebagai tindakan untuk meningkatkan kecintaan kepadaNYA.
“Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini karena Allah, tidak melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya"

(Bukhari, Muslim) 

No comments:

Post a Comment