Pages

Tuesday, 31 January 2012

peranan ayah dalam keluarga





Peranan ayah dalam keluarga yang dimaksud di sini adalah aktif dalam membentuk perkembangan emosi anak, menanamkan nilai-nilai hidup, dan kepercayaan dalam keluarga. Berbagai riset tentang perkembangan anak menunjukkan, pengaruh seorang ayah dimulai sejak usia yang sangat dini. Misalnya ditemukan, bayi laki-laki berusia lima bulan yang banyak menghabiskan waktu dengan ayahnya, menjadi jauh lebih nyaman berada di antara orang-orang asing dewasa. Bayi ini lebih banyak mengoceh dan menunjukkan kerelaan untuk digendong dibandingkan dengan bayi yang ayahnya kurang terlibat.

Terlepas dari itu, di sini peranan ibu tetaplah penting. Namun dalam riset ini juga ditemukan, kualitas hubungan dengan ibu bukan merupakan peramal yang sama kuat mengenai keberhasilan atau kegagalan anak dibanding dengan kualitas hubungan anak dengan para ayah. Kedekatan seorang ayah setelah kelahiran bayinya juga biasanya berkelanjutan hingga masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peran aktif ayah dalam mendidik anak ternyata menimbulkan perbedaan yang besar bagi anak-anak dan bisa menentukan masa depan mereka.

Sebagaimana diketahui, tantangan pergaulan remaja sekarang jauh berbeda dengan dulu. Narkoba, tawuran, gang motor yang kriminal, pornografi dan pornoaksi adalah bentuk kenakalan remaja yang sudah menunggu di pintu sekolah anak-anak. Bahkan mungkin sudah berada di dalam rumah. Levant (dalam Adelia, 2006) menyatakan bahwa pria punya kemampuan mengenali dan menanggapi emosi anak-anaknya secara konstruktif dibanding wanita. Sehingga, dengan besarnya tantangan kenakalan yang akan dihadapi anak atau remaja nanti, maka tidak bisa tidak, peranan ayah dalam mendidik anak mutlak dilaksanakan.

Di Indonesia, memang begitu banyak buku maupun artikel dari majalah bertemakan “ayah” diminati pasangan muda, terutama prianya. Namun, sejauh mana perkembangan peranan para ayah ini, belum diketahui karena minimnya penelitian tentang keayahan di Indonesia. Sebaliknya, banyak orang tua, terutama Ayah yang hanya menuntut prestasi pada remajanya, tanpa mempedulikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi para remajanya dalam mewujudkan keinginan orang tuanya.
Banyak Ayah yang memukul, memarahi dan melakukan kekerasan pada anaknya karena mendapat nilai jelek. Orang tua berpikir bahwa dengan dimarahi maka remajanya akan menjadi baik.

Sayangnya orang tua yang suka marah dan apalagi memukul, justru akan membuat para remajanya tidak betah di rumah. Santrock (1995) memberikan penjelasan, ketika remaja tidak betah dengan kondisi rumah (sikap orang tua yang selalu mencelah bukan memotivasi) maka selanjutnya remaja akan mencari kelompok di luar rumah yang dapat menerima dirinya. Dari kelompok tersebut kemudian sering muncul perilaku-perilaku yang melanggar aturan (kenakalan remaja), seperti berkelahi, mencuri, membolos dan perilaku-perilaku negatif lainnya.




aura ibu n ayah





Ibu bapa adalah 'madrasah pertama' yang paling besar pengaruhnya pada jiwa anak-anak. Ibu bapa yang cemerlang akhlaknya, akademiknya dan mulia keperibadiannya, adalah contoh yang teraik untuk anak-anak menjadi mukmin dan mukminah yang berjaya di dunia dan akhirat.
"AURA IBU DAN AYAH, AMAT DAHSYAT PANCARANNYA DALAM MEMBENTUK KEIMANAN, KETAKWAAN, KEJAYAAN DAN KEPERIBADIAN ANAK-ANAK"




luahan hati buat ayah n ibu






Ayah ..ibu ..kami sayang ayah dan ibu ..kami sayang nenek..kami sayang kakak ..kami sayang adik ..kami sayang abang..tapi kadang2 kami ni lemah ...bantu lah kami ..didik lah kami sebaiknya ya ...masa kami kecil lagi ..masa kami dalam perut lagi..sekurangnya bila kami di lahirkan ..bila kami besar kami dah terbiasa melakukan yang di perintah Agama...kami dah biasa nak cari cinta ALLAH...

Ayah dan ibu..jangan lah asyik bergaduh ..ayah dan ibu ..jangan lah asyik cerita tentang masalah rumahtangga dengan orang lain ...kat wall FB ..jangan cerita kan pada orang secara terbuka..lebih2 lagi pada pasangan berlainan jantina yang akan mengundang banyak keburukkan ..ceritakan lah pada jabatan agama ..kawan2 yang boleh dipercayai kerana ALLAH ..atau ustaz atau ustazah yang bertauliah... ..nanti kami pun nanti ikut cerita kan hal2 peribadi kat orang ..ayah dan ibu ..jangan lah hanya fikir kemewahan ..kami nak kebahagian akhirat ..kami tak takut hilang kemewahan...apa erti kemewahan jika kita tak membina keluarga yang sama2 dekat pada ALLAH...kami lebih suka agama dari kemewahan ..kami tak kisah susah kalau ayah dan ibu didik kami dengan agama...ayah dan ibu ..jangan lah asyik sibuk dengan kawan2 lelaki atau perempuan yang lain ..yang tak sepatutnya ayah dan ibu buat..ia jadi contoh pada kami ..nanti kami dah besar kami buat macam ayah dan ibu...

Dari kami kecil hadiahkan dan berikan lah kami apa2 saja yang mendekatkan kami pada ALLAH ...jangan lah hadiahkan kami benda yang lahga ...hiburan yang melalaikan ...permainanan yang buat kami leka pada dunia...lagu2 yang yang dilarang agama...kasihan kan lah kami ya...didik lah kami dengan kasih sayang yang sebenarnya..kasih sayang bukan sekadar cakap di mulut ..kasih sayang sebenarnya didik kami kejalan ALLAH ...bukan sekadar di dunia tetapi di akhirat ..kasih sayang yang buat kita sama2 masuk syurga ALLAH ..dengan redha ALLAH ..didik lah kami dengan lembut...

Jika dari kecil kami didedahkan dengan menari ..cerita hidustan.....Rancangan hiburan ..seperti AF, mentor..Juara Lagu...sehati sedansa...kami di dedahkan pertandingan Idola Kecil...kami diajar yang ALLAH tak suka ..yang akan mengajar kami erti kelalaian...di dedahkan dengan dengan melepak2 menyaksikan concert...ayah dan ibu jangan lah asyik tonton hiburan jer ...asyik denga lagu yang MENYELEWANGKAN fikiran kami...Kenapa tak dengar lagu yang memuji ALLAH dan Rasullulah...kenapa tak dengar mengaji Al-quran...kan seronok jika ayah dan ibu ajar kami solat..ajar kami mengaji...perbetulkan Kalimah Syahadah kami....kami dah didedahkan dengan dunia yang lagha sejak kecil ..banyak nya kami lihat kemungkaran..kami pun dah biasa nak ikut bila besar....kami dah sebati..kami dah suka ...kami suka keseronokkan dunia..wah seronok nya dunia ...

Kami tahu ayah dan ibu nak didik kami agar menjadi anak yang berguna ..berguna yang macamana tu??..berguna pada siapa ya?....kami memang nak berguna ..tapi didik lah kami berguna pada Agama dan ikut perintah ALLAH..bila kami berguna pada ALLAH..pasti nanti kami akan berguna pada AYAH dan Ibu..Serta berguna pada Agama dan..masyarakat dan negara....Berguna dunia dan akhirat..bukan berguna di dunia jer...nanti dengan sendirinya kami akan berguna pada semua ..insyaallah...

Kami nak bersama2 ayah dan ibu ke dalam syurga..kejalan ALLAH..ayah dan ibu marilah kita sama2 buat..sama2 bantu membantu ..Ayah dan ibu jangan lah asyik menceritakan aib orang lain dengan makcik2 sebelah rumah dan kawan di depan kami....jangan lah mengumpat...jangan lah bercakap kasar dan asyik mengeluh ..kami lihat ..kami jadi suka ...sebab perkara dosa jadi SEDAP bagi kami... ..Ayah dan ibu ..bina lah kasih sayang kerana ALLAH ..jangan lah asyik berkasar dan bergaduh jer suami isteri..jangan lah asyik salah kan orang lain jer.... jom lah kita sama2 hentikan sesuatu yang melalaikan kita..ayah dan ibu hentikan lah tengok wayang ..hentikan lah mengumpat ..hentikan lah burukkan orang..kami dengar ..kami pun terikut..ayah dan ibu cakap lah baik2 ,jangan lah kasar ..

Ayah dan ibu ..tutuplah aurat sebaik-baiknya..jangan main2 ..kadan2 pakai..kadang tidak ...jangan lah mendedahkan Aurat...tegur lah kami jika tak tutup Aurat dengan sempurna....Kenapa ayah dan ibu biarkan jer kami buat salah... jika kami salah..cakap salah..jangan cakap .."ALAH masih muda lagi ..dulu ibu pun macam tu ..nanti ubah lah ya"..sedih kami...jika ayah dan ibu tak didik kami dari kecil ..siapa lagi...kami dengar kami ikut...ayah dan ibu jangan lah melakukan kemungkaran ..kami suka kami ikut ..ayah dan ibu tutup lah aurat betul2 ..nanti kami pun suka nak ikut..ayah dan ibu ..jangan lah tengok hiburan yang di larang ALLAH ..kami pun suka nanti ..kami anak2 ni nak contoh yang baik ...

Ayah dan ibu ...kalau ayah dan ibu suka buat dosa..nanti kami takut kami pun ikut nak buat sama...ayah dan ibu ..kasihan kan diri ..kasihan kan kami dan keluarga kita...

Ayah dan ibu ..ayah dan ibu kena lah berubah..kalau ayah dan ibu lalai..ayah dan ibu tak ikut suruhan agama ..jangan salah kan kami kalau kami juga ikut jejak ayah dan ibu ..nanti ayah dan ibu tak ada anak2 yang mendoakan kedua ibubapa dalam kubur....nanti kami bila besar pun buat benda sama ..nanti anak2 kami pun tak mendoakan kami dalam kubur..sedihnya...ruginya...

Ayah dan Ibu ...kami nak perubahan ..tolong lah kami .bantu lah kami...marilah sayangi kami..sayangi diri Ayah dan ibu..sayangi anak2 ..sayangi keluarga ...kami nak sama2 masuk SYURGA sama2 ayah dan ibu....kami nak buktikan cinta kami ..sayang kami pada AYAH dan ibu adalah sampai Akhirat..kami tak mahu hanya di mulut jer..kami tak nak nanti di Akhirat kami tak salah kan Ayah Dan Ibu ...kalau kami derhaka ayah dan ibu marah kami ..tapi pernah tak ayah dan ibu fikir kenapa kami jadi begini?????mari2 Ayah dan Ibu..Kita bina keluarga mithali dan keluarga yang sama2 menuju SYURGA ALLAH...

Tapi setelah ayah dan ibu didik kami ke jalan ALLAH ..tetapi kami tetap lalai ..tu salah kami ...kami yang lupa daratan ..kami yang tak bersyukur..tapi kami tetap ada niat nak berubah ...jangan abaikan kami ya Ayah ..Ya ibu...moga kami dapat baiki diri kami..doakan kan kami ya ayah ..ya ibu...

Moga hidayah dan rahmat Allah , bersama kita..I LUV AYAH ..I LUV IBU...

“Harta benda dan anak-anak kamu hanyalah menjadi ujian dan di sisi ALLAH ada pahala yang besar.Anak-anak adalah amanah dari ALLAH s.w.t. dan ianya sebahagian dari ujian ALLAH s.w.t. kepada kita hamba-hamba- Nya. Sebagai ujian, ianya akan dipertanggungjawabkan.Orang yang malang ialah orang yang mempunyai ramai anak tetapi anak-anaknya tidak membawa kebaikan kepadanya di akhirat.

Ya ALLAH..Berikan lah kami dan keluarga kami ..mengikuti jalan yang kau redhai ..jauhkan kami dari azab kubur dan azab api neraka ...tolong kami Ya ALLAH






kasih seorang ayah yang dilupakan




Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang kuliah di luar kota jauh dari orang tua, yang sedang bekerja di perantauan,….
Akan sering merasa kangen [sekali] dengan Bundanya.. Lalu bagaimana dengan Ayah ??
Mungkin karena Bunda lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap harinya, tapi tahukah kamu jika Ayah-lah yang mengingatkan Bunda untuk menelponmu ?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Bunda yang lebih sering mengajak cerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan raut muka lelah Ayah selalu menanyakan pada Bunda tentang kabarmu dan apa yang kamu lakukan seharian ??
Pada saat kamu menangis merengek minta boneka atau mainan baru, Bunda menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, nanti beli, tapi tidak sekarang. ”
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karenan tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi ?
Saat kamu sakit, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : ” Sudah dibilang ! Kamu jangan hujan2an ! Minum es !”.
 
 
 
 
 
 
Walau tidak selembut kasih seorang ibu, kasih seorang ayah begitu mendalam dihati
Berbeda dengan Bunda yang memerhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkanmu.
 
Ketika kamu sudah beranjak remaja.. Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan : “Tidak boleh !”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah ingin menjagamu ? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat luar biasa berharga..Setelah itu, kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
 
Dan yang datang mengetuk pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Bunda…
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu ??
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang tampang paling cool sedunia… D
Dan sesekali menguping atau mengintip saat sedang kamu sedang mengobrol..
Sadarkah kamu, kalu hati Ayah sedang cemburu ??
 
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu memaksa untuk melanggar jam malamnya… Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir..
 
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata-mata hanya karena memikirkan mas depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah.. )
 
Ketika kamu menjadi gadis dewasa.. Dah harus kuliah di kota lain.. Dan harus melepasmu di terminal stasiun atau bandara… Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu ?
Dan Ayah hanya bisa tersenyum sambil memberi nasehat ini itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Bunda dan memelukmu erat..
Yang Ayah lakukan hanya memeluk pundakmu atau memegang kepalamu, berkata ” Jaga dirimu baik-baik ya. ”
 
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT… kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.. *amiiiinn…..
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.. Ayah juga berusaha keras mencari jalan agar anaknya merasa SAMA dengan teman-teman lainnya.
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana..
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
 
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya..
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti!!
 
Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
 
Ayah menangis karena Ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
 
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
 
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Ayah telah menyelesaikan tugasnya….
Ayah, Papa, Bapak, atau Abah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal….
 
 
 
 
 
 

kepada ayah di Surga



kiriman seorang teman.........
terima kasih teman......




Assalamu’alaikum Ayah,

Ayah..
Aku sedih Ayah, selalu menangis setiap kali mengingatmu, mengenang perjuanganmu mendidik kami adalah kekuatan terbesar untukku dan adik-adik, kau mengajarkan kami kemandirian, kerja keras, karena itulah kami tetap bisa hidup meski ayah sudah tiada. aku semakin sedih bila berada di rumah kita, rumah terasa sepi.kursi bambu itu tempat dudukmu “dulu”, yang sering kau singgahi meski hanya sejenak untuk melepas lelah dan penat. kini kosong tersendiri.

Aku tak percaya kalau ayah sudah enam bulan pergi meninggalkan kami semua, sampai aku benar-benar tidak menemukan ayah saat menjejakkan kaki ketika pulang ke rumah menjelang puasa yang lalu. tak ada lagi tangan yang bisa ku ciumi seperti biasa saat aku pulang ke rumah, dan tak ada yang mengantarku pergi merantau meski hanya samapi pangkalan ojek, aku sedih sekali ayah, menangis mengingat itu. tapi aku masih mengingat pesanmu saat aku pulang dan akan pergi, selalu ku ingat ayah, pelukanmu dan petuah-petuahmu.

Ayah…
kau baik-baik saja kan di surga?

1 jam lagi lebaran, aku takut menghadapi hari itu, bukan karena apa, tapi karena ayah tidak ada lagi ditengah-tengah kami sekarang. rasanya tidak siap berlebaran tanpa ayah.
Ayah, ada satu hal lagi yang ingin aku sampaikan, dihari lebaran nan fitri ini aku ingin memohon maaf atas semua salah dan dosaku sebelum ayah pergi meninggalkan keluarga kita, aku harap ayah mendengarkan permintaan maaf ku ini dari alam sana.

aku tak kuat menahan tangis ayah, malam selarut ini kerinduan untukmu semakin tak karuan, malam-malam seperti inilah aku sangat ingatkan akan ayah. sering aku terisak dan tersedu bila menuliskan semua tentang ayah.

Ayah…
aku tak akan lupa berdoa, aku ingin kelak kita berkumpul bersama di Surga. ayah akan selalu hidup dan semakin dekat di hatiku.


Anak laki-laki keduamu yang slalu merindukanmu 





saya pergi sekolah ayah






Sunday, 29 January 2012

maulidur rasul -pembacaan kitab maulid







Di antara rangkaian acara peringatan Maulid Nabi adalah membaca kisah-kisah tentang kelahiran Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam.

Al-Hafizh al-Sakhawi menyatakan seperti berikut:


وَأَمَّا قِرَاءَةُ الْمَوْلِدِ فَيَنْبَغِيْ أَنْ يُقْتَصَرَ مِنْهُ عَلَى مَا أَوْرَدَهُ أَئِمَّةُ الْحَدِيْثِ فِيْ تَصَانِيْفِهِمْ الْمُخْتَصَّةِ بِهِ كَالْمَوْرِدِ الْهَنِيِّ لِلْعِرَاقِيِّ– وَقَدْ حَدَّثْتُ بِهِ فِيْ الْمَحَلِّ الْمُشَارِ إِلَيْهِ بِمَكَّةَ-، وَغَيْرِ الْمُخْتَصَّةِ بِهِ بَلْ ذُكِرَ ضِمْنًا كَدَلاَئِلِ النُّـبُوَّةِ لِلْبَيْهَقِيِّ، وَقَدْ خُتِمَ عَلَيَّ بِالرَّوْضَةِ النَّـبَوِيَّةِ، لأَنَّ أَكْثَرَ مَا بِأَيْدِيْ الْوُعَّاظِ مِنْهُ كَذِبٌ وَاخْتِلاَقٌ، بَلْ لَمْ يَزَالُوْا يُوَلِّدُوْنَ فِيْهِ مَا هُوَ أَقْبَحُ وَأَسْمَجُ مِمَّا لاَ تَحِلُّ رِوَايَتُهُ وَلاَ سَمَاعُهُ، بَلْ يَجِبُ عَلَى مَنْ عَلِمَ بُطْلاَنُهُ إِنْكَارُهُ، وَالأَمْرُ بِتَرْكِ قِرَائِتِهِ، عَلَى أَنَّهُ لاَ ضَرُوْرَةَ إِلَى سِيَاقِ ذِكْرِ الْمَوْلِدِ، بَلْ يُكْتَفَى بِالتِّلاَوَةِ وَالإِطْعَامِ وَالصَّدَقَةِ، وَإِنْشَادِ شَىْءٍ مِنَ الْمَدَائِحِ النَّـبَوِيَّةِ وَالزُّهْدِيَّةِ الْمُحَرِّكَةِ لِلْقُلُوْبِ إِلَى فِعْلِ الْخَيْرِ وَالْعَمَلِ لِلآخِرَةِ وَاللهُ يَهْدِيْ مَنْ يَشَاءُ”.


“Adapun pembacaan kisah kelahiran Nabi maka sepatutnya yang dibaca itu hanya yang disebutkan oleh para ulama’ ahli hadith di dalam kitab-kitab mereka yang khusus menceritakan tentang kisah kelahiran Nabi, seperti al-Maurid al-Haniyy karangan al-‘Iraqi (Aku juga telah mengajarkan dan membacakannya di Makkah), atau tidak khusus -dengan karya-karya tentang maulid saja- tetapi juga dengan menyebutkan riwayat-riwayat yang mengandungi tentang kelahiran Nabi, seperti kitab Dala-il al-Nubuwwah karangan al-Baihaqi. Kitab ini juga telah dibacakan kepadaku hingga selesai di Raudhah Nabi. Kerana kebanyakan kisah maulid yang ada di tangan para penceramah adalah riwayat-riwayat bohong dan palsu, bahkan hingga kini mereka masih terus mengeluarkan riwayat-riwayat dan kisah-kisah yang lebih buruk dan tidak layak didengar, yang tidak boleh diriwayatkan dan didengarkan, justeru sebaliknya orang yang mengetahui kebatilannya wajib mengingkari dan melarangnya untuk dibaca. Padahal sebenarnya tidak boleh ada pembacaan kisah-kisah maulid dalam peringatan maulid Nabi, melainkan cukup membaca beberapa ayat al-Qur’an, memberi makan dan sedekah, didendangkan bait-bait Mada-ih Nabawiyyah (pujian-pujian terhadap Nabi) dan syair-syair yang mengajak kepada hidup zuhud (tidak loba kepada dunia), mendorong hati untuk berbuat baik dan beramal untuk akhirat. Dan Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki”.




maulidur rasul -kefahaman anti maulid



Golongan yang mengharamkan peringatan Maulid Nabi berkata:

“Peringatan Maulid Nabi tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah, juga tidak pernah dilakukan oleh para sahabatnya. Seandainya hal itu merupakan perkara baik nescaya mereka telah mendahului kita dalam melakukannya”.

Jawab:
Baik, Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam tidak melakukannya, adakah baginda melarangnya? Perkara yang tidak dilakukan oleh Rasulullah tidak semestinya menjadi sesuatu yang haram. Tetapi sesuatu yang haram itu adalah sesuatu yang telah nyata dilarang dan diharamkan oleh Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam. Disebabkan itu Allah ta`ala berfirman:


وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا”. (الحشر: 7)

“Apa yang diberikan oleh Rasulullah kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”.
(Surah al-Hasyr: 7)

Dalam firman Allah ta`ala di atas disebutkan “Apa yang dilarang ole Rasulullah atas kalian, maka tinggalkanlah”, tidak mengatakan “Apa yang ditinggalkan oleh Rasulullah maka tinggalkanlah”. Ini Berertinya bahawa perkara haram adalah sesuatu yang dilarang dan diharamkan oleh Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam tetapi bukan sesuatu yang ditinggalkannya. Sesuatu perkara itu tidak haram hukumnya hanya dengan alasan tidak dilakukan oleh Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam. Melainkan ia menjadi haram ketika ada dalil yang melarang dan mengharamkannya.

Lalu kita katakan kepada mereka:

“Apakah untuk mengetahui bahawa sesuatu itu boleh (harus) atau sunnah, harus ada nas daripada Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam secara langsung yang khusus menjelaskannya?”

Apakah untuk mengetahui boleh (harus) atau sunnahnya perkara maulid harus ada nas khusus daripada Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam yang menyatakan tentang maulid itu sendiri?! Bagaimana mungkin Rasulullah menyatakan atau melakukan segala sesuatu secara khusus dalam umurnya yang sangat singkat?! Bukankah jumlah nas-nas syari`at, baik ayat-ayat al-Qur’an mahupun hadith-hadith nabi, itu semua terbatas, ertinya tidak membicarakan setiap peristiwa, padahal peristiwa-peristiwa baru akan terus muncul dan selalu bertambah?! Jika setiap perkara harus dibicarakan oleh Rasulullah secara langsung, lalu dimanakah kedudukan ijtihad (hukum yang dikeluarkan oleh mujtahid berpandukan al-Quran dan al-Hadith) dan apakah fungsi ayat-ayat al-Quran atau hadith-hadith yang memberikan pemahaman umum?! Misalnya firman Allah ta`ala:


وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ”. (الحج: 77)

“Dan lakukan kebaikan oleh kalian supaya kalian beruntung”.
(Surah al-Hajj: 77)

Adakah setiap bentuk kebaikan harus dikerjakan terlebih dahulu oleh Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam supaya ia dihukumkan bahawa kebaikan tersebut boleh dilakukan?! Tentunya tidak sedemikian. Dalam masalah ini Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam hanya memberikan kaedah-kaedah atau garis panduan sahaja. Kerana itulah dalam setiap pernyataan Rasulullah terdapat apa yang disebutkan dengan Jawami` al-Kalim ertinya bahawa dalam setiap ungkapan Rasulullah terdapat kandungan makna yang sangat luas. Dalam sebuah hadith sahih, Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam bersabda:


مَنْ سَنَّ فيِ اْلإِسْـلاَمِ سُنَّةً حَسَنـَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَىْءٌ”. (رواه الإمام مسلم في صحيحه)

“Barangsiapa yang melakukan (merintis perkara baru) dalam Islam sesuatu perkara yang baik maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatannya tersebut dan pahala dari orang-orang yang mengikutinya sesudah dia, tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun”.
(Diriwayatkan oleh al-Imam Muslim di dalam Sahih-nya).


Dan di dalam hadith sahih yang lainnya, Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam bersabda:


مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ”. (رواه مسلم)

“Barang siapa merintis sesuatu yang baru dalam agama kita ini yang bukan berasal darinya maka ia tertolak”.
(Diriwayatkan oleh al-Imam Muslim)


Dalam hadith ini Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam menegaskan bahawa sesuatu yang baru dan tertolak adalah sesuatu yang “bukan daripada sebahagian syari`atnya”. Ertinya, sesuatu yang baru yang tertolak adalah yang menyalahi syari`at Islam itu sendiri. Inilah yang dimaksudkan dengan sabda Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam di dalam hadith di atas: “Ma Laisa Minhu”. Kerana, seandainya semua perkara yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah atau oleh para sahabatnya, maka perkara tersebut pasti haram dan sesat dengan tanpa terkecuali, maka Rasulullah tidak akan mengatakan “Ma Laisa Minhu”, tapi mungkin akan berkata: “Man Ahdatsa Fi Amrina Hadza Syai`an Fa Huwa Mardud” (Siapapun yang merintis perkara baru dalam agama kita ini, maka ia pasti tertolak). Dan bila maknanya seperti ini maka bererti hal ini bertentangan dengan hadith yang driwayatkan oleh al-Imam Muslim di atas sebelumnya. Iaitu hadith: “Man Sanna Fi al-Islam Sunnatan Hasanatan….”.

Padahal hadith yang diriwayatkan oleh al-Imam Muslim ini mengandungi isyarat anjuran bagi kita untuk membuat sesuatu perkara yang baru, yang baik, dan yang selari dengan syari`at Islam. Dengan demikian tidak semua perkara yang baru itu adalah sesat dan ia tertolak. Namun setiap perkara baru harus dicari hukumnya dengan melihat persesuaiannya dengan dalil-dalil dan kaedah-kaedah syara`. Bila sesuai maka boleh dilakukan, dan jika ia menyalahi, maka tentu ia tidak boleh dilakukan. Karena itulah al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani menyatakan seperti berikut:


وَالتَّحْقِيْقُ أَنَّهَا إِنْ كَانَتْ مِمَّا تَنْدَرِجُ تَحْتَ مُسْتَحْسَنٍ فِيْ الشَّرْعِ فَهِيَ حَسَنَةٌ، وَإِنْ كَانَتْ مِمَّا تَنْدَرِجُ تَحْتَ مُسْتَقْبَحٍ فِيْ الشَّرْعِ فَهِيَ مُسْتَقْبَحَةٌ”.

“Cara mengetahui bid’ah yang hasanah dan sayyi-ah (yang dicela) menurut tahqiq (penelitian) para ulama’ adalah bahawa jika perkara baru tersebut masuk dan tergolong kepada hal yang baik dalam syara` bererti ia termasuk bid`ah hasanah, dan jika tergolong kepada hal yang buruk dalam syara` maka berarti termasuk bid’ah yang buruk (yang dicela)”.


Bolehkah dengan keagungan Islam dan kelonggaran kaedah-kaedahnya, jika dikatakan bahawa setiap perkara baharu itu adalah sesat?




maulidur rasul -fatwa ulama'





1. Fatwa al-Syaikh al-Islam Khatimah al-Huffazh Amir al-Mu’minin Fi al-Hadith al-Imam Ahmad Ibn Hajar al-`Asqalani. Beliau menyatakan seperti berikut:


أَصْلُ عَمَلِ الْمَوْلِدِ بِدْعَةٌ لَمْ تُنْقَلْ عَنِ السَّلَفِ الصَّالِحِ مِنَ الْقُرُوْنِ الثَّلاَثَةِ، وَلكِنَّهَا مَعَ ذلِكَ قَدْ اشْتَمَلَتْ عَلَى مَحَاسِنَ وَضِدِّهَا، فَمَنْ تَحَرَّى فِيْ عَمَلِهَا الْمَحَاسِنَ وَتَجَنَّبَ ضِدَّهَا كَانَتْ بِدْعَةً حَسَنَةً”. وَقَالَ: “وَقَدْ ظَهَرَ لِيْ تَخْرِيْجُهَا عَلَى أَصْلٍ ثَابِتٍ”.

Ertinya:
“Asal peringatan maulid adalah bid`ah yang belum pernah dinukikanl daripada (ulama’) al-Salaf al-Saleh yang hidup pada tiga abad pertama, tetapi demikian peringatan maulid mengandungi kebaikan dan lawannya (keburukan), jadi barangsiapa dalam peringatan maulid berusaha melakukan hal-hal yang baik sahaja dan menjauhi lawannya (hal-hal yang buruk), maka itu adalah bid`ah hasanah”. Al-Hafizh Ibn Hajar juga mengatakan: “Dan telah nyata bagiku dasar pengambilan peringatan Maulid di atas dalil yang thabit (Sahih)”.


2. Fatwa al-Imam al-Hafizh al-Suyuthi. Beliau mengatakan di dalam risalahnya “Husn al-Maqshid Fi ‘Amal al-Maulid”. Beliau menyatakan seperti berikut:


عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ الْمَوِلِدِ الَّذِيْ هُوَ اجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ القُرْءَانِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَإِ أَمْرِ النَّبِيِّ وَمَا وَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ، ثُمَّ يُمَدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذلِكَ هُوَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ وَإِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ. وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ ذلِكَ صَاحِبُ إِرْبِل الْمَلِكُ الْمُظَفَّرُ أَبُوْ سَعِيْدٍ كَوْكَبْرِيْ بْنُ زَيْنِ الدِّيْنِ ابْنِ بُكْتُكِيْن أَحَدُ الْمُلُوْكِ الأَمْجَادِ وَالْكُبَرَاءِ وَالأَجْوَادِ، وَكَانَ لَهُ آثاَرٌ حَسَنَةٌ وَهُوَ الَّذِيْ عَمَّرَ الْجَامِعَ الْمُظَفَّرِيَّ بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ”.

Ertinya:
“Menurutku: pada dasarnya peringatan maulid, merupakan kumpulan orang-orang beserta bacaan beberapa ayat al-Qur’an, meriwayatkan hadith-hadith tentang permulaan sejarah Rasulullah dan tanda-tanda yang mengiringi kelahirannya, kemudian disajikan hidangan lalu dimakan oleh orang-orang tersebut dan kemudian mereka bubar setelahnya tanpa ada tambahan-tambahan lain, adalah termasuk bid`ah hasanah (bid`ah yang baik) yang melakukannya akan memperolehi pahala. Kerana perkara seperti itu merupakan perbuatan mengagungkan tentang kedudukan Rasulullah dan merupakan penampakkan (menzahirkan) akan rasa gembira dan suka cita dengan kelahirannya (rasulullah) yang mulia. Orang yang pertama kali melakukan peringatan maulid ini adalah pemerintah Irbil, Sultan al-Muzhaffar Abu Sa`id Kaukabri Ibn Zainuddin Ibn Buktukin, salah seorang raja yang mulia, agung dan dermawan. Beliau memiliki peninggalan dan jasa-jasa yang baik, dan dialah yang membangun al-Jami` al-Muzhaffari di lereng gunung Qasiyun”.


3. Fatwa al-Imam al-Hafizh al-Sakhawi seperti disebutkan di dalam “al-Ajwibah al-Mardliyyah”, seperti berikut:


لَمْ يُنْقَلْ عَنْ أَحَدٍ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ فِيْ الْقُرُوْنِ الثَّلاَثَةِ الْفَاضِلَةِ، وَإِنَّمَا حَدَثَ “بَعْدُ، ثُمَّ مَا زَالَ أَهْـلُ الإِسْلاَمِ فِيْ سَائِرِ الأَقْطَارِ وَالْمُـدُنِ الْعِظَامِ يَحْتَفِلُوْنَ فِيْ شَهْرِ مَوْلِدِهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ- يَعْمَلُوْنَ الْوَلاَئِمَ الْبَدِيْعَةَ الْمُشْتَمِلَةَ عَلَى الأُمُوْرِ البَهِجَةِ الرَّفِيْعَةِ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ فِيْ لَيَالِيْهِ بِأَنْوَاعِ الصَّدَقَاتِ، وَيُظْهِرُوْنَ السُّرُوْرَ، وَيَزِيْدُوْنَ فِيْ الْمَبَرَّاتِ، بَلْ يَعْتَنُوْنَ بِقِرَاءَةِ مَوْلِدِهِ الْكَرِيْمِ، وَتَظْهَرُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَرَكَاتِهِ كُلُّ فَضْلٍ عَمِيْمٍ بِحَيْثُ كَانَ مِمَّا جُرِّبَ”. ثُمَّ قَالَ: “قُلْتُ: كَانَ مَوْلِدُهُ الشَّرِيْفُ عَلَى الأَصَحِّ لَيْلَةَ الإِثْنَيْنِ الثَّانِيَ عَشَرَ مِنْ شَهْرِ رَبِيْع الأَوَّلِ، وَقِيْلَ: لِلَيْلَتَيْنِ خَلَتَا مِنْهُ، وَقِيْلَ: لِثَمَانٍ، وَقِيْلَ: لِعَشْرٍ وَقِيْلَ غَيْرُ ذَلِكَ، وَحِيْنَئِذٍ فَلاَ بَأْسَ بِفِعْلِ الْخَيْرِ فِيْ هذِهِ الأَيَّامِ وَاللَّيَالِيْ عَلَى حَسَبِ الاسْتِطَاعَةِ بَلْ يَحْسُنُ فِيْ أَيَّامِ الشَّهْرِ كُلِّهَا وَلَيَالِيْهِ”.

Ertinya:
“Peringatan Maulid Nabi belum pernah dilakukan oleh seorangpun daripada kaum al-Salaf al-Saleh yang hidup pada tiga abad pertama yang mulia, melainkan baru ada setelah itu di kemudian. Dan ummat Islam di semua daerah dan kota-kota besar sentiasa mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan kelahiran Rasulullah. Mereka mengadakan jamuan-jamuan makan yang luar biasa dan diisi dengan hal-hal yang menggembirakan dan baik. Pada malam harinya, mereka mengeluarkan berbagai-bagai sedekah, mereka menampakkan kegembiraan dan suka cita. Mereka melakukan kebaikan-kebaikan lebih daripada kebiasaannya. Bahkan mereka berkumpul dengan membaca buku-buku maulid. Dan nampaklah keberkahan Nabi dan Maulid secara menyeluruh. Dan ini semua telah teruji”.


Kemudian al-Sakhawi berkata: “Aku Katakan: “Tanggal kelahiran Nabi menurut pendapat yang paling sahih adalah malam Isnin, tanggal 12 bulan Rabi’ul Awwal. Menurut pendapat lain malam tanggal 2, 8, 10 dan masih ada pendapat-pendapat lain. Oleh kerananya tidak mengapa melakukan kebaikan bila pun pada siang hari dan waktu malam ini sesuai dengan kesiapan yang ada, bahkan baik jika dilakukan pada siang hari dan waktu malam bulan Rabi’ul Awwal seluruhnya” .


Jika kita membaca fatwa-fatwa para ulama’ terkemuka ini dan merenungkannya dengan hati yang suci bersih, maka kita akan mengetahui bahawa sebenarnya sikap “BENCI” yang timbul daripada sebahagian golongan yang mengharamkan Maulid Nabi tidak lain hanya didasari kepada hawa nafsu semata-mata. Orang-orang seperti itu sama sekali tidak mempedulikan fatwa-fatwa para ulama’ yang saleh terdahulu. Di antara pernyataan mereka yang sangat menghinakan ialah bahawa mereka seringkali menyamakan peringatan maulid Nabi ini dengan perayaan hari Natal yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani. Bahkan salah seorang dari mereka, kerana sangat benci terhadap perayaan Maulid Nabi ini, dengan tanpa malu dan tanpa segan sama sekali berkata:


إِنَّ الذَّبِيْحَةَ الَّتِيْ تُذْبَحُ لإِطْعَامِ النَّاسِ فِيْ الْمَوْلِدِ أَحْرَمُ مِنَ الْخِنْزِيْرِ”.

Ertinya:
“Sesungguhnya binatang sembelihan yang disembelih untuk menjamu orang dalam peringatan maulid lebih haram dari daging babi”.


Golongan yang anti maulid seperti WAHHABI menganggap bahawa perbuatan bid`ah seperti menyambut Maulid Nabi ini adalah perbuatan yang mendekati syirik (kekufuran). Dengan demikian, menurut mereka, lebih besar dosanya daripada memakan daging babi yang hanya haram sahaja dan tidak mengandungi unsur syirik (kekufuran).

Jawab:
Na`uzu Billah… Sesungguhnya sangat kotor dan jahat perkataan orang seperti ini. Bagaimana ia berani dan tidak mempunyai rasa malu sama sekali mengatakan peringatan Maulid Nabi, yang telah dipersetujui oleh para ulama’ dan orang-orang saleh dan telah dianggap sebagai perkara baik oleh para ulama’-ulama’ ahli hadith dan lainnya, dengan perkataan buruk seperti itu?!

Orang seperti ini benar-benar tidak mengetahui kejahilan dirinya sendiri. Apakah dia merasakan dia telah mencapai darjat seperti al-Hafizh Ibn Hajar al-`Asqalani, al-Hafizh al-Suyuthi atau al-Hafizh al-Sakhawi atau mereka merasa lebih `alim dari ulama’-ulama’ tersebut?! Bagaimana ia membandingkan makan daging babi yang telah nyata dan tegas hukumnya haram di dalam al-Qur’an, lalu ia samakan dengan peringatan Maulid Nabi yang sama sekali tidak ada unsur pengharamannya dari nas-nas syari’at agama?! Ini bererti, bahawa golongan seperti mereka yang mengharamkan maulid ini tidak mengetahui Maratib al-Ahkam (tingkatan-tingkatan hukum). Mereka tidak mengetahui mana yang haram dan mana yang mubah (harus), mana yang haram dengan nas (dalil al-Qur’an) dan mana yang haram dengan istinbath (mengeluarkan hukum). Tentunya orang-orang ”BODOH” seperti ini sama sekali tidak layak untuk diikuti dan dijadikan ikutan dalam mengamalkan agama ISLAM ini.





maulidur rasul -hukum dan dalil peringatan



jakim image


Hukum Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad sallallahu`alaihi wasallam yang dirayakan dengan membaca sebagian ayat-ayat al-Qur’an dan menyebutkan sebagian sifat-sifat nabi yang mulia, ini adalah perkara yang penuh dengan berkah dan kebaikan kebaikan yang agung. Tentu jika perayaan tersebut terhindar dari bid`ah-bid`ah sayyi-ah yang dicela oleh syara’.

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa perayaan Maulid Nabi mulai dilakukan pada permulaan abad ke 7 Hijrah. Ini bererti perbuatan ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam, para sahabat dan generasi Salaf. Namun demikian tidak bererti hukum perayaan Maulid Nabi dilarang atau sesuatu yang haram. Kerana segala sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam atau tidak pernah dilakukan oleh para sahabatnya belum tentu bertentangan dengan ajaran Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam sendiri.

Para ulama’ menyatakan bahawa perayaan Maulid Nabi adalah sebahagian daripada bid`ah hasanah (yang baik). Ertinya bahawa perayaan Maulid Nabi ini merupakan perkara baru tetapi ia selari dengan al-Qur’an dan hadith-hadith Nabi dan sama sekali tidak bertentangan dengan keduanya.

Dalil-Dalil mengenai Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi masuk dalam anjuran hadith nabi untuk membuat sesuatu yang baru yang baik dan tidak menyalahi syari`at Islam. Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam bersabda:

مَنْ سَنَّ فيِ اْلإِسْـلاَمِ سُنَّةً حَسَنـَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَىْءٌ”. (رواه مسلم في صحيحه)”.
Ertinya:
“Barang siapa yang melakukan (merintis) dalam Islam sesuatu perkara yang baik maka ia akan mendapatkan pahala daripada perbuatan baiknya tersebut, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya selepasnya, tanpa dikurangkan pahala mereka sedikitpun”.
(Diriwayatkan oleh al-Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya).

Faedah daripada Hadith tersebut:

Hadith ini memberikan kelonggaran kepada ulama’ ummat Nabi Muhammad sallallahu`alaihi wasallam untuk melakukan perkara-perkara baru yang baik dan tidak bertentangan dengan al-Qur’an, al-Sunnah, Athar (peninggalan) mahupun Ijma` ulama’. Peringatan maulid Nabi adalah perkara baru yang baik dan sama sekali tidak menyalahi satu-pun di antara dalil-dalil tersebut.

Dengan demikian bererti hukumnya boleh, bahkan salah satu jalan untuk mendapatkan pahala. Jika ada orang yang mengharamkan peringatan Maulid Nabi, bererti ia telah mempersempit kelonggaran yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang belum pernah ada pada zaman Nabi.

2. Dalil-dalil tentang adanya Bid`ah Hasanah yang telah disebutkan dalam pembahasan mengenai Bid`ah.

3. Hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan al-Imam Muslim di dalam kitab Shahih mereka. Diriwayatkan bahawa ketika Rasulullah tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram). Rasulullah bertanya kepada mereka: “Untuk apa mereka berpuasa?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari ditenggelamkan Fir’aun dan diselamatkan Nabi Musa, dan kami berpuasa di hari ini adalah karena bersyukur kepada Allah”.

Kemudian Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam bersabda:

أَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ”.
Ertinya:
“Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (orang-orang Yahudi)”.

Lalu Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat baginda untuk berpuasa.

Faedah daripada Hadith tersebut:

Pengajaran penting yang dapat diambil daripada hadith ini ialah bahawa sangat dianjurkan untuk melakukan perbuatan bersyukur kepada Allah pada hari-hari tertentu atas nikmat yang Allah berikan pada hari-hari tersebut.

Sama ada melakukan perbuatan bersyukur kerana memperoleh nikmat atau kerana diselamatkan dari bahaya. Kemudian perbuatan syukur tersebut diulang pada hari yang sama di setiap tahunnya. Bersyukur kepada Allah dapat dilakukan dengan melaksanakan berbagai bentuk ibadah, seperti sujud syukur, berpuasa, sedekah, membaca al-Qur’an dan sebagainya. Bukankah kelahiran Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam adalah nikmat yang paling besar bagi umat ini?!

Adakah nikmat yang lebih agung daripada dilahirkannya Rasulullah pada bulan Rabi’ul Awwal ini?! Adakah nikmat dan kurniaan yang lebih agung daripada pada kelahiran Rasulullah yang menyelamatkan kita dari jalan kesesatan?! Demikian inilah yang telah dijelaskan oleh al-Hafizh Ibn Hajar al-`Asqalani.

4. Hadits riwayat al-Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya. Bahawa Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam ketika ditanya mengapa beliau puasa pada hari Isnin, beliau menjawab:

ذلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ”.
Ertinya:
“Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan”.
(Diriwayatkan oleh al-Imam Muslim)

Faedah daripada Hadith tersebut:

Hadith ini menunjukkan bahawa Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam melakukan puasa pada hari Isnin kerana bersyukur kepada Allah, bahawa pada hari itu baginda dilahirkan.

Ini adalah isyarat daripada Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam, ertinya jika baginda berpuasa pada hari isnin kerana bersyukur kepada Allah atas kelahiran baginda sendiri pada hari itu, maka demikian pula bagi kita sudah selayaknya pada tanggal kelahiran Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam tersebut untuk kita melakukan perbuatan syukur, misalkan dengan membaca al-Qur’an, membaca kisah kelahiran baginda, bersedekah, atau melakukan perbuatan baik dan lainnya.

Kemudian, oleh kerana puasa pada hari isnin diulangi setiap minggunya, maka bererti peringatan maulid juga diulangi setiap tahunnya. Dan kerana hari kelahiran Rasulullah sallallahu`alaihi wasallam masih diperselisihkan oleh para ulama’ mengenai tanggalnya, -bukan pada harinya-, maka boleh sahaja jika dilakukan pada tanggal 12, 2, 8, atau 10 Rabi’ul Awwal atau pada tanggal lainnya. Bahkan tidak menjadi masalah bila perayaan ini dilaksanakan dalam sebulan penuh sekalipun.




maulidur rasul -sejarah sambutan



jakim image


Siapakah orang yang pertama menyambut maulid Nabi???

Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh raja Irbil (wilayah Iraq sekarang), bernama Muzhaffaruddin al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 hijriyah. Ibn Katsir dalam kitab Tarikh berkata:
“Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan maulid Nabi pada bulan Rabi’ul Awwal. Beliau merayakannya secara besar-besaran. Beliau adalah seorang yang berani, pahlawan,` alim dan seorang yang adil -semoga Allah merahmatinya-”.

Dijelaskan oleh Sibth (cucu) Ibn al-Jauzi bahawa dalam peringatan tersebut Sultan al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh para ulama’ dari berbagai disiplin ilmu, baik ulama’ dalam bidang ilmu fiqh, ulama’ hadits, ulama’ dalam bidang ilmu kalam, ulama’ usul, para ahli tasawwuf dan lainnya. Sejak tiga hari, sebelum hari pelaksanaan mawlid Nabi beliau telah melakukan berbagai persiapan. Ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut. Segenap para ulama’ saat itu membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Sultan al-Muzhaffar tersebut. Mereka semua berpandang dan menganggap baik perayaan maulid Nabi yang dibuat untuk pertama kalinya itu.

Ibn Khallikan dalam kitab Wafayat al-A`yan menceritakan bahawa al-Imam al-Hafizh Ibn Dihyah datang dari Moroco menuju Syam dan seterusnya ke menuju Iraq, ketika melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijrah, beliau mendapati Sultan al-Muzhaffar, raja Irbil tersebut sangat besar perhatiannya terhadap perayaan Maulid Nabi. Oleh kerana itu, al-Hafzih Ibn Dihyah kemudian menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi yang diberi judul “al-Tanwir Fi Maulid al-Basyir an-Nadzir”. Karya ini kemudian beliau hadiahkan kepada Sultan al-Muzhaffar.

Para ulama’, semenjak zaman Sultan al-Muzhaffar dan zaman selepasnya hingga sampai sekarang ini menganggap bahawa perayaan maulid Nabi adalah sesuatu yang baik. Para ulama terkemuka dan Huffazh al-Hadits telah menyatakan demikian.

Di antara mereka seperti al-Hafizh Ibn Dihyah (abad 7 H), al-Hafizh al-’Iraqi (W. 806 H), Al-Hafizh Ibn Hajar al-`Asqalani (W. 852 H), al-Hafizh as-Suyuthi (W. 911 H), al-Hafizh aL-Sakhawi (W. 902 H), SyeIkh Ibn Hajar al-Haitami (W. 974 H), al-Imam al-Nawawi (W. 676 H), al-Imam al-`Izz ibn `Abd al-Salam (W. 660 H), mantan mufti Mesir iaitu Syeikh Muhammad Bakhit al-Muthi’i (W. 1354 H), Mantan Mufti Beirut Lubnan iaitu Syeikh Mushthafa Naja (W. 1351 H) dan terdapat banyak lagi para ulama’ besar yang lainnya. Bahkan al-Imam al-Suyuthi menulis karya khusus tentang maulid yang berjudul “Husn al-Maqsid Fi ‘Amal al-Maulid”.

Karena itu perayaan maulid Nabi, yang biasa dirayakan di bulan Rabi’ul Awwal menjadi tradisi ummat Islam di seluruh dunia, dari masa ke masa dan dalam setiap generasi ke generasi.





maulidur rasul -hukum sambutan





Upacara sambutan Maulidur Rasul adalah harus selagi ia tidak melibatkan unsur-unsur pembaziran dan tiada aktiviti yang melanggar syariat. Malah jika perisian sambutan itu ada unsur ilmu dan ibadah ia tetap diberi ganjaran pahala oleh Allah Subhanahu Wa Taala.

Adalah tidak tepat pendapat yang mengatakan bahawa sambutan Maulidur Rasul adalah bid'ah dhalalah dan bertentangan dengan syariat.

Upacara memperingati hari kelahiran Rasulullah saw ini telah dilakukan sejak 300 tahun sesudah Rasulullah wafat. Diantara pembesar yang menganjurkan sambutan ini ialah Malik Muzhaffar Abu Sa'id penguasa Irbil, Iraq. Dan seterusnya ia terus berkembang sehinggalah sekarang. Diantara ulamak besar yang mengatakan bahawa sambutan Maulidur Rasul ini adalah harus dan digalakkan ialah;

  1. Said Ahmad Zaini Dahlan dalam kitabnya `Siratun Nabawiyah'. Antara lain beliau menyatakan bahawa; "masyarakat telah terbiasa berdiri tegak ketika mendengar riwayat kelahiran Rasulullah saw. Berdiri tegak menghormati kelahiran baginda adalah baik dan cara-cara seperti ini telah ditiru oleh cerdik cendikiawan lainnya."
  2. Imam Jalaluddin As-Sayuti lebih jauh menerangkan dalam kitabnya `Al-Wasail Fi Syarhisy Syamail' , menyatakan; "Apabila diadakan peringatan Maulidur Rasul di sebuah rumah, masjid atau tempat lain maka malaikat mengawal dan mengawasi tempat tersebut sampai upacara selesai dan semua hadhirin mendapat rahmat dari Allah subhanahu wa taala."
  3. Ust. Hj. Harun Muhammad Al-Kelantani (1953) dalam kitabnya Senjata Syariat, Pakaian Ahli Sunnah Wal Jamaah menyatakan bahawa "dapat pahala bagi orang yang berdiri yang adalah niat mereka membesarkan Nabi saw. 



maulidur rasul -pandangan ulama





Pada tanggal 12 Rabiulawal setiap tahun hijrah, berpusu-pusu umat Islam meraikan hari ini dengan pelbagai persediaan dalam mengingati kelahiran penghulu umat Islam dan Nabi yang terakhir yakni Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam..

Program-program ceramah dan aktiviti berkenaan kelahiran Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang giat dijalankan antaranya;

Berjalan beramai-ramai sambil berselawat sehingga ke suatu lokasi dengan sepanduk sempena Maulidur Rasul. Berselawat beramai-ramai di suatu lokasi samada di kawasan lapangan atau bangunan masjid dan seumpamanya.

Persoalannya, apakah kaedah sambutan seumpama ini adalah suatu kemestian.

Pandangan ulama’ berbeza mengenai perkara ini, ada yang mengatakan ia adalah bidaah yakni suatu perkara yang bukan pegangan atau amalan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat dan pandangan yang satu lagi berpegang bahawa ia adalah bidaah hasanah, bererti walau ia bukan dari pegangan atau amalan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, namun ia bersifat kebaikan dan mendatangkan kebaikan.

Pandangan Ulama’
Atas suatu pandangan, sebahagian golongan tidak mahu menjadikan sambutan ini suatu kelaziman kerana ia tidak menjadi pegangan Baginda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri dan juga para sahabat. Mereka juga bersifat berhati-hati kerana khuatir menghampiri persamaan seperti sambutan kelahiran pembesar-pembesar lain yang mengamalkan seumpamanya.

Namun atas suatu pandangan yang lain, ya ia adalah bidaah hasanah namun bersifat hasanah dan ia adalah perlu dalam menyemai perasaan kasih dan sayang kepada Baginda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Tujuannya adalah mengingati permulaan ukiran baru dalam lembaran sejarah Islam yang dimulakan dengan kelahiran Baginda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sambil menyelami sejarah Islam, pada masa itu juga ia diselangi dengan pembentangan isi Al Quran dan Al Hadith serta ucapan selawat ke atas Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Sebagai umat Islam, mengetahui sejarah kelahiran Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah suatu tuntuan dalam Islam kerana ia membuka minda dan membina pengetahuan serta mengenali dan mendalami Dua Kalimah Syahadah yang kita ucapkan sepanjang masa.

لا إله إلا الله محمد رسول الله

“Tiada lain Tuhan yang layak disembah melainkan Allah, Nabi Muhammad itu pesuruh Allah.”
Jadi mengapa ada golongan yang tidak bersetuju dengan sambutan ini?
Perlu dijelaskan di sini mengingati sejarah kelahiran Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak menjadi suatu kesalahan akan tetapi kelaziman bentuk sambutan itu perlu dihuraikan dengan lebih berhati-hati. Kelemahan di sini adalah kaedah menyambutnya. Ini perlu menjadi keutamaan kerana ia akan dijadikan suatu amalan yang lebih sinonim dengan ‘pegangan’ yang mana ia cuma dizahirkan sempena hari ini (maulidur rasul) sahaja sedangkan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam perlu dijadikan sebagai contoh dan panduan hidup bukan sekadar semasa kelahiran sahaja akan tetapi ia perlu pada setiap hari kehidupan kita sehingga tiba saat menutup mata nanti.




Saturday, 28 January 2012

maulidur rasul -perayaan





Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.


Masyarakat muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Menurut penanggalan Jawa bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan perayaan dan permainan gamelan Sekaten.


Sebagian masyarakat muslim Sunni dan Syiah di dunia merayakan Maulid Nabi. Muslim Sunni merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan muslim Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja'far ash-Shadiq.

Maulid dirayakan pada banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di India, Britania, Rusia[1] dan Kanada. Arab Saudi adalah satu-satunya negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi.[11] Partisipasi dalam ritual perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.[12]


Terdapat beberapa kaum ulama yang berpaham Salafi dan Wahhabi yang tidak merayakannya karena menganggap perayaan Maulid Nabi merupakan sebuah bid'ah, yaitu kegiatan yang bukan merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. Mereka berpendapat bahwa kaum muslim yang merayakannya keliru dalam menafsirkannya sehingga keluar dari esensi kegiatannya. Namun demikian, terdapat pula ulama yang berpendapat bahwa peringatan Maulid Nabi bukanlah hal bid'ah, karena merupakan pengungkapan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.




maulidur rasul -etimologi




Terdapat juga pelbagai nama disebut dalam bahasa lain bagi Maulidur Rasul.


Nama lain bagi Maulidur Rasul.
NamaBahasaMaksud
Mawlid an-NabīArab"Kelahiran Nabi"
Milād an-NabīArab dan Urdu"Kelahiran Nabi"
Mevlid-i ŞerifTurki"Kelahiran yang dirahmati"
Mevlud/Mevlidbahasa Bosnia"Kelahiran"
Mawlūd-e SharīfUrdu dan Dari"Kelahiran yang dirahmati
Zadruz-e Payambar-e AkramParsi"Kelahiran yang agung/yang dirahmati"
Eid al-Mawlid an-NabawīArab"Pesta kelahiran Nabi"
Eid-e-Milād-un-NabīUrdu"Pesta kelahiran Nabi"
Mawlid en-Nabaoui EcharifArab Algeria"Kelahiran Nabi yang dirahmati"
el Mūled (en-Nabawi)/Mūled en-NabiArab Mesir"Kelahiran (Nabi)/Kelahiran Nabi"
Yawm an-NabīArab"Hari Nabi"
Maulidur-RasūlMelayu"Kelahiran pesuruh Allah"
MuludJawa"Kelahiran"
Maulid NabiIndonesia"Kelahiran Nabi"
Maulud NabiMalaysia"Kelahiran Nabi"
MaulidiSwahili-
Meeladu NabiSri Lanka, India Selatan dan Maldives"Kelahiran Nabi"
GamouWolof-
Nabi/Mahanabi JayantiSanskrit dan India"Kelahiran Nabi (yang agung)"


 

maulidur rasul -wikipedia





Maulidur Rasul (Arab: kelahiran Rasul) adalah hari bersejarah keputeraan Nabi Muhammad. Hari ini jatuh pada hari ke-12 bulan Rabiul Awal sempena kelahiran Nabi yang jatuh pada pada Isnin (Dari hadith riwayat Muslim, 8/25), 12 Rabiul Awal Tahun Gajah bersamaan dengan 23 April 571. Baginda adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah Subhanahu Wataala. Tapak kelahiran baginda pula kini mempunyai satu bangunan kecil yang dikenali sebagai Maulid Nabi.

Setiap tahun pada hari itu, umat Islam di seluruh dunia akan mengadakan majlis memperingati keputeraan Nabi Muhammad s.a.w dengan mengadakan beberapa acara seperti perarakan, ceramah dan sebagainya. Banyak kelebihan dan keistimewaan yang akan dikurniakan oleh Allah Subhanahu Wataala kepada mereka yang dapat mengadakan atau menghadiri majlis Maulidur Rasul.

Kita dapat lihat betapa besarnya kelebihan orang yang memuliakan majlis keputeraan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, kerana bila berniat sahaja hendak mengadakan Maulud Nabi, sudah pun dikira mendapat pahala dan dimuliakan. Sememangnya bernazar untuk melakukan sesuatu yang baik merupakan doa dan dikira amal soleh.

Jelas kepada kita bahawa pembalasan Allah Subhanahu Wataala terhadap kebaikan begitu cepat sehinggakan terdetik sahaja di hati hendak berbuat kebaikan, sudah Allah SWT akan memberi pembalasan yang tiada ternilai. Seseorang yang beriman, kuat bersandar kepada Allah, ketika di dalam kesusahan dia tetap tenang dan hatinya hanya mengadu kepada Allah dan mengharapkan pertolongan dan kasih sayang Allah Subhanahu Wataala.

Keberkatan mengadakan Majlis Maulud itu bukan sahaja didapati oleh orang yang mengadakan majlis itu, tetapi seluruh ahli rumah atau orang yang tinggal di tempat itu turut mendapat keberkatannya.




Wednesday, 25 January 2012

ketika mencari calon




1. KETIKA MENCARI CALON
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita

Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.


2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis,
tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.


3. KETIKA AKAD NIKAH Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu,tetapi menikah
di hadapan Allah


4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa’kan anda,
kerana anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua
dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI
kerana
menyia-nyiakan do’a mereka.


5. KETIKA MALAM PERTAMA Bersyukur dan bersabarlah.
Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.


6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sedarilah bahawa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan
bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan
duri.


7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA GOYANG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru
semakin erat berpegang tangan


8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%


9. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK. Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda,
tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak
anda masing-masing 100%.


10.KETIKA EKONOMI KELUARGA MERUDUM
Yakinlah bahawa pintu rezeki akan terbuka lebar berbanding lurus
dengan tingkat ketaatan suami dan isteri.


11.KETIKA EKONOMI BERKEMBANG
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi
kita semasa menderita


12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk
bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri memerlukan
pertolongan Anda.


13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI Tetaplah berjalan dengan gemalai dan lemah lembut,
tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.


14.KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahawa orang tua yang baik adalah orang
tua yang tidak pernah marah kepada anak,kerana orang tua yang
baik adalah orang tua yang jujur kepada anak ….


15.KETIKA ANAK BERMASALAH Yakinilah bahawa tidak ada seorang anakpun yang tidak mahu
bekerjasama dengan orang tua, yang ada adalah anak yang merasa
tidak didengar oleh orang tuanya.


16.KETIKA ADA PIL.
Jangan diminum, cukuplah suami, isteri sebagai ubat.


17.KETIKA INGIN AMAN DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K
1 Ketaqwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran 

kekadang ayah lupa




Dengar nak, ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu dan rambutmu yang keriting pirang lengket pada dahimu yang lebam. Ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika ayah sedang membaca koran di ruang perpustakaan, satu sapuan sesal yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah ayah datang masuk menghampiri pembaringanmu.
Ada hal-hal yang ayah pikirkan, nak. Ayah selama ini bersikap kasar padamu. Ayah membentakmu ketika kau sedang berpakaian hendak pergi ke sekolah karena kau cuma menyeka mukamu sekilas dengan handuk. Lalu ayah lihat kau tidak membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barangmu ke lantai.
Saat makan pagi ayah juga menemukan kesalahan. Kau meludahkan makananmu. Kau menelan buru-buru makananmu. Kau meletakkan sikumu diatas meja. Kau mengoleskan mentega terlalu tebal di rotimu. Dan begitu kau mulai bermain dan ayah berangkat mengejar kereta kau berseru, “selamat jalan ayah”, dan ayah mengerutkan dahi, lalu menjawab, “tegakkan bahumu!”.
Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari. Begitu ayah muncul dari jalan, ayah segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain kelereng. Ada lubang-lubang pada kaus kakimu. Ayh menghinamu didepan kawan-kawanmu, lalu menggiringmu untuk pulang ke rumah. Kaus kaki mahal-dan kalau kau harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu, nak, itu keluar dari pikiran seorang ayah.
Apakah kau ingat nantinya, ketika ayah sedang membaca di ruang perpustakaan, bagaimana kau datang dengan perasaan takut, dengan rasa terluka dalam matamu? Ketika ayah terus memandang koran, tidak sabar karena gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu. “kau mau apa”, semprot ayah.
Kau tidak berkata sepatah kata pun, melainkan berlari melintas dan melompat ke arah ayah, kau melempar tanganmu melingkari leher ayah dan mencium ayah, tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat, kehangatan yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk mekar di hatimu dan yang bahkan pengabdian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya. Dan kemudian kau pergi menaiki tangga.
Nak, nak, sesaat setelah itu koran jatuh dari tangan ayah. Kebiasaan apa yang sudah ayah lakukan? Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerna-ini adalah hadiah ayah untukmu sebagai seorang lelaki. Bukan berarti ayah tidak mencintaimu; ayah melakukan ini karena ayah berharap terlalu banyak dari masa muda. Ayah sedang mengukur dengan kayu pengukur dari tahun-tahun ayah sendiri.
Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit. Semua ini kau tunjukkan dengan sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium ayah sambil mengucap selamat tidur. Tidak ada masalah lagi malam ini, nak, ayah sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan, dan ayah sudah berlutut di sana, dengan rasa malu.
Ini adalah sebuah rasa tobat yang lemah; ayah tahu kau tidak akan mengerti hal-hal seperti ini kalau ayah sampaikan padamu saat kau terjaga. Ayah akan bersahabat karib denganmu, dan ikut menderita bila kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. Ayah akan mengigit ayah kalau kata-kata tidak sabar keluar dari mulut ayah. Ayah akan terus mengucapkan kata-kata ini seolah-olah sebuah riitual; “dia Cuma seorang anak kecil-anak lelaki kecil!”.
Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki. Namun, saat ayah memandangmu sekarang, nak, meringkuk berbaring dalam letih dalam tempat tidurmu, ayah lihat bahwa kau masih seorang bayi. Kemarin di bahu ibumu, ayah sudah meminta terlalu banyak, sungguh terlalu banyak………

kenangan semasa ayah ada



menghukum tanpa kekerasan -ayah




Alkisah di negeri tiongkok kuno, tinggallah seorang ayah yang sangat bijaksana, beserta anak lelakinya disuatu desa yang damai. Sang ayah sangat menyayangi anak lelaki, namun dalam mendidik anaknya sang ayah tidak pernah memarahinya ataupun menggunakan kekerasan.
Pada suatu hari, sang ayah mengajak sang anak ke kota untuk membeli kuda. Mereka pun menumpang kereta kuda dari desa ke kota, karena jarak antar desa ke kota sangat jauh, tanpa merasa lelah, dan sang anak sangat senang karena baru kali ini lah dia menuju ke kota.
Sesampainya di kota, sang anak yang begitu gembira terus melihat sekeliling kota, dia menoleh ke kiri dan ke kanan, dan tanpa disadari, dia melihat ada pertunjukkan drama di tengah kota, dan timbullah niat untuk menonton pertunjukkan tersebut. Dia pun memisahkan diri dari ayahnya yang berjalan didepannya menuju ke pasar kota.
Hari sudah semakin siang, sang ayah terlihat panik mencari sang anak kesana kemari, setelah mengetahui anaknya tidak ada dibelakangnya. Dia begitu gelisah, semua liku pasar di kota tersebut pun di laluinya demi mencari anak kesayangannya itu. Akhirnya, dalam kebingungannya, dia duduk disebuah taman kota didekat pasar, dengan pandangan kosong. Tanpa disadarinya sang anak yang telah menonton pertunjukkan drama pun menghampiri ayahnya. Melihat anaknya datang sang ayah begitu gembira dan berkata :
“Darimana kamu dari tadi nak, ayah menelusuri seluruh pasar ini tapi tidak menemuhi mu”
“Saya mengikuti ayah dari belakang, namun karena ayah begitu cepat jalannya, saya pun tertinggal dan tersesat ayah” Kata anaknya berbohong

Sang ayah yang mengetahui anaknya bohong, pun tersenyum dan berkata :“Baiklah, aku sebagai ayah tidak mampu menjaga mu, bahkan sampai kamu tersesat, mari kita pulang ke rumah, hari sudah semakin sore. Kamu naikilah kuda yang baru ayah beli, ayah akan berjalan kaki untuk merenungi kesalahan ayah”
Sang anak yang begitu terkejut mendengar jawab sang ayah, bermaksud ingin bicara, namun ayahnya telah berjalan kedepan menuju ke rumahnya didesa. Dalam penyesalannya sang anak melihat sang ayah yang berjalan penuh peluh di mukanya, terus berjalan menuju kedesa, untuk menemani ayah, sang anak memperlambat laju kuda yang dikendarainya.
Berjam-jam sang ayah berjalan menuju ke desa, dan dengan penuh isak tanggis sang anak pun turun dari kuda, dan menuntun ayahnya untuk menaikki kuda, sambil berkata:“Saya tahu saya salah, saya telah berbohong, tolong jangan siksa diri ayah lagi, naik lah ke atas kuda ayah”
Ayah tersenyum sambil memeluk anak kesayangannya itu.
~Kekerasan tidak bisa dihadapin dengan kekerasan, namun kekerasaan harus dihadapin dengan kelembutan, pepatah yang sangat menarik, mencerminkan pribadi sang ayah dalam cerita diatas, dalam mendidik anak dipenuhi oleh kasih sayang, mendidik tanpa kekerasan, sungguh suatu kebijakkan yang patuh kita contoh. Andai saja kita mampu menirunya, tentu dunia ini akan dipenuhi kebahagiaan

Tuesday, 24 January 2012

dia seorang ayah




Selalu kita perkatakan soal ibu sehingga jarang sekali kita mendengar cerita tentang seorang ayah.Padahal Rasulullah sendiri ialah seorang ayah,bukan seorang ibu.Kita terlupa tanpa seorang ayah,tiada kita di hadapan komputer ini. Tanpa keringat yang dikeluarkan oleh seorang ayah dengan bersungguh-sungguh, pasti kita tidak akan hidup sesenang ini.Kalau kita hidup susah pun, ketahuilah ayah kita sentiasa pening memikirkan masalah keluarga. Terkadang memang insan yang bergelar ayah ini tidak nampak sayangnya dia kepada kita tapi pada dalamannya,siapa tahu insan ini begitu menyayangi kita cuma insan ini malu untuk menterjemahkannya.



Ana pun jarang sangat call ayah ana,jadi ana seru diri ana dan yang membaca supaya kita rajin-rajinkan diri menelefon ayah kita..

Wallahua’lam..

kasih seorang ayah




Radio merupakan salah satu teman yang selalu menemani
saya ketika sedang mengerjakan tugas, belajar, maupun santai.
Tidak pernah bosan rasanya mendengarkan acara-acara yang disajikan
oleh berbagai macam stasiun radio. Suatu malam, di sebuah stasiun
radio, sedang berlangsung acara dimana orang-orang berbagi pengalaman
hidup mereka. Perhatian saya yang semula tercurah pada tugas-tugas
kantor beralih ketika seorang wanita bercerita tentang ayahnya.
Wanita ini adalah anak tunggal dari sebuah keluarga sederhana yang
tinggal di pinggiran kota Jakarta. Sejak kecil ia sering dimarahi
oleh ayahnya.
Di mata sang ayah, tak satupun yang dikerjakan olehnya benar.
Setiap hari ia berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu
sesuai dengan keinginan ayahnya, namun tetap saja hanya ketidakpuasan
sang ayah yang ia dapatkan. Pada waktu ia berumur 17 tahun,
tak sepatah ucapan selamat pun yang keluar dari mulut ayahnya.
Hal ini membuat wanita itu semakin membenci ayahnya. Sosok ayah
yang melekat dalam dirinya adalah sosok yang pemarah dan tidak
memperhatikan dirinya. Akhirnya ia memberontak dan tak pernah
satu hari pun ia lewati tanpa bertengkar dengan ayahnya.
Beberapa hari setelah ulang tahun yang ke-17, ayah wanita itu
meninggal dunia akibat penyakit kanker yang tak pernah ia
ceritakan kepada siapapun kecuali pada istrinya. Walaupun
merasa sedih dan kehilangan, namun di dalam diri wanita itu
masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya.
Suatu hari ketika membantu ibunya membereskan barang-barang
peninggalan almarhum, ia menemukan sebuah bingkisan yang
dibungkus dengan rapi dan di atasnya tertulis
“Untuk Anakku
Tersayang”.

Dengan hati-hati diambilnya bingkisan tersebut dan mulai
membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan dan sebuah buku
yang telah lama ia idam-idamkan. Di samping kedua benda itu, terdapat
sebuah kartu ucapan berwarna merah muda, warna kesukaannya. Perlahan
ia membuka kartu tersebut dan mulai membaca tulisan yang ada
di dalamnya, yang ia kenali betul sebagai tulisan tangan ayahnya.
“Ya Tuhan, Terima kasih karena Engkau mempercayai diriku
yang rendah ini Untuk memperoleh karunia terbesar dalam hidupku.
Kumohon Ya Tuhan, Jadikan buah kasih hambaMu ini Orang yang
berarti bagi sesamanya dan bagiMu. Jangan kau berikan jalan yang
lurus dan luas membentang. Berikan pula jalan yang penuh liku dan
duri Agar ia dapat meresapi kehidupan dengan seutuhnya. Sekali
lagi kumohon Ya Tuhan, Sertailah anakku dalam setiap langkah
yang ia tempuh. Jadikan ia sesuai dengan kehendakMu Selamat
ulang tahun anakku, Doa ayah selalu menyertaimu”.