Pages

Monday 13 August 2012

saling memberilah






“Tahadu tahabbu,” kata Sang Baginda suatu waktu melembut hati
Saling memberilah agar hadir cinta di sulbi-sulbi kalian, 


begitu artinya
Itu kekata yang tertuju bumi untuk bumi
Lalu bagaimana jika yang melaksana adalah langit kepada bumi?



Ah, adakah kita tak pernah merasa atas apa yang telah diberiNya
Yang sedemikian indah ini?



PemberianNya bernama: kehadiran
Di sepertiga kepekatan saat bebintang justru menerang
Di saat hujan mengguyur deras mencemaskan
Di saat begitu nian berat masalah menjerat erat kuat
Di saat kalah telah melelah di setiap upaya yang ada di langkah
Dia hadir: menenangkan: mendekapi segala kefitrahan rasa kehambaan



PemberianNya bernama: mendengarkan
Di kala semua justru berlari dari keluh yang kita hamparkan
Di kala semua justru menyinyir dari resah yang kita tuturkan
Di kala semua justru semakin melelah segala kepasrahan terakhir yang dipunyai diri
Dia mendengarkan: bahkan tanpa keluh resah kepasrahan yang tersajadahkan
Dia mendengarkan di mana saja kita mengadu paling pilu



PemberianNya bernama: tanggapan
Di waktu habis sudah langkah apalagi yang hendak dijejakkan
Di waktu habis sudah upaya apalagi yang hendak dihentakkan
Di waktu habis sudah niatan apalagi yang hendak ditanamkan
Dia memberikan tanggapan: bahkan di saat kita seolah sudah tak percaya lagi padaNya
Dia seolah menanggap demikian, “Mari sini, sungguh telah kupersiap anugerah agung untukmu.
Aku suka hamba yang tak menyerah. Karena di sanalah aku melihat seberapa tinggi usahamu.
Untuk menerima anugerah agung dariKu.”



“Tahadu tahabbu,” kata Sang Baginda suatu waktu melembut hati
Saling memberilah agar hadir cinta di sulbi-sulbi kalian, begitu artinya
Itu kekata yang tertuju bumi untuk bumi
Dan jika yang melaksana adalah langit kepada bumi
Maka kita menghimpuan semua pemberianNya itu menjadi kekata: cinta.



Saling memberilah agar hadir cinta di sulbi-sulbi kalian
Agar tak ada lagi yang sendiri
Sama sepertiNya yang tak pernah meninggalkan kita sendiri
Dan terus memberi tanpa pernah kita minta




sumber dari: writhink.wordpress.com

No comments:

Post a Comment