Ketahuilah setan akan senantiasa menggoda manusia untuk merusak amal shalihnya. Dengan demikian, seorang mukmin akan senantiasa berjihad dengan musuhnya, iblis sampai dia menemui Rabb-nya di atas keimanan kepada-Nya dan keikhlasan di setiap amal yang dikerjakannya. Di antara faktor yang dapat mendorong seorang untuk berlaku ikhlas adalah sebagai berikut,
- Berdo’a
اللهم اجعل عملي كلها صالحا, واجعله لوجهك
خالصا, و لا تجعل لأحد فيه شيئا
“Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai
amal yang shalih, Ikhlas karena mengharap Wajah-Mu, dan janganlah jadikan di
dalam amalku bagian untuk siapapun.”
- Menyembunyikan Amal
Seorang mukhlis yang jujur senang menyembunyikan berbagai kebaikannya sebagaimana dia suka apabila keburukannya tidak terkuak. Hal ini sebagaimana diutarakan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ
يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِى
عِبَادَةِ رَبِّهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى الْمَسَاجِدِ ، وَرَجُلاَنِ
تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ
طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّى أَخَافُ اللَّهَ .
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan
yang akan dinaungi Allah ta’ala dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak
ada naungan selain naungan-Nya. mereka adalah seorang pemimpin yang adil;
seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah; seorang pria yang
hatinya senantiasa terpaut dengan masjid; dua orang yang saling mencintai karena
Allah, mereka berkumpul dan berpisah di atas kecintaan kepada-Nya; seorang pria
yang diajak (berbuat tidak senonoh) oleh seorang wanita yang cantik, namun pria
tersebut mengatakan, “Sesungguhnya saya takut kepada Allah”; seorang pria yang
bersedekah kemudian dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu aa
yang telah disedekahkan oleh tangan kanannya; seorang pria yang mengingat Allah
dalam keadaan sunyi dan air matanya berlinang.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Bisyr
ibnul Harits mengatakan,
“Janganlah engkau beramal untuk diingat.
Sembunyikanlah kebaikan sebagaimana engkau menyembunyikan keburukan.
Shalat nafilah yang dikerjakan pada malam hari lebih utama daripada
shalat sunnah pada siang hari, demikian pula beristighfar di waktu sahur
daripada waktu selainnya, dikarenakan pada saat itu merupakan waktu yang lebih
mendukung untuk menyembunyikan dan mengikhlaskan amal.”
- Melihat Amal Orang Shalih yang Berada di Atasmu
أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ
فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلا
ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ
(٩٠)
“Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak
meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran). Al-Quran itu tidak lain
hanyalah peringatan untuk seluruh umat.” (Al An’am: 90).
Bacalah biografi
para ulama, ahli ibadah, dan zuhhad (orang yang zuhud), karena hal itu lebih
mampu untuk menambah keimanan di dalam hati.
- Menganggap Remeh Amal
Sa’id bin Jubair mengatakan, “Seorang bisa masuk surga berkat dosanya dan seorang bisa masuk neraka berkat kebaikannya. Maka ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Sa’id menjawab, “Pria tadi mengerjakan kemaksiatan namun dirinya senantiasa takut akan siksa Allah atas dosa yang telah dikerjakannya, sehingga tatkala bertemu Allah, Dia mengampuninya dikarenakan rasa takutnya kepada Allah. Pria yang lain mengerjakan suatu kebaikan, namun dia senantiasa ujub (bangga) dengan amalnya tersebut, sehingga tatkala bertemu Allah, dia pun dimasukkan ke dalam neraka Allah.”
- Khawatir Amal Tidak Diterima
اللهم إنا نسألك العمل الصالح و
حفظه
“Ya Allah kami memohon kepada-Mu amal yang shalih dan senantiasa
terpelihara.”Diantara bentuk keterpeliharaan amal shalih adalah amal tersebut tidak disertai dengan rasa ujub dan bangga dengan amal tersebut, namun justru amal shalih terpelihara dengan adanya rasa takut dalam diri seorang bahwa amal yang telah dikerjakannya tidak serta merta diterima oleh-Nya. Allah ta’ala berfirman,
وَلا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ
غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلا
بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ
اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ
تَخْتَلِفُونَ (٩٢)
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang
menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai
kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu,
disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang
lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di
hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan
itu.” (An Nahl: 92).Ibnu Katsir mengatakan, ["Mereka menunaikan sedekah, namun hati mereka takut dan khawatir, bahwa amalan mereka tidak diterima di sisi-Nya. mereka takut karena (sadar) mereka tidak menunaikan syarat-syaratnya secara sempurna. Imam Ahmad dan Tirmidzi telah meriwayatkan hadits dari Ummul Mukminin, 'Aisyah radhiallahu 'anhu. Dia bertanya kepada rasulullah, "Wahai rasulullah, mengenai ayat,
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا
وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (٦٠)
"Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan
mereka." (Al Mukminun: 60).Apakah mereka yang tersebut dalam ayat itu adalah orang-orang yang melakukan tindak pencurian, perzinaan, dan meminum khamr, karena mereka takut kepada Allah (atas kemaksiatan yang telah dikerjakannya)? Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun menjawab, "Bukan, wahai putri ash Shiddiq. Akan tetapi, mereka adalah orang yang menunaikan shalat, puasa, dan sedekah, namun mereka khawatir apabila amalan tersebut tidak diterima oleh-Nya." Keikhlasan memerlukan mujadahah (perjuangan) yang dilakukan sebelum, ketika, dan setelah beramal.]
- Tidak Terpengaruh Perkataan Manusia atas Amalan yang Telah Dikerjakan
Dia menempatkan manusia layaknya penghuni kubur yang tidak mampu memberikan manfaat kepada dirinya dan tidak mampu menolak bahaya dari dirinya. Ibnul Jauzi mengatakan,
أن ترك النظر إلى الخلق و محو الجاه من
قلوبهم بالعمل و إخلاص القصد و ستر الحال هو الذي رفع من رفع
["Meninggalkan
perhatian makhluk dan tidak mencari-cari kedudukan di hati mereka dengan beramal
shalih, mengikhlaskan niat, dan menyembunyikan amal merupakan faktor yang mampu
meninggikan derajat orang yang mulia."][1]- Sadar bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga dan Neraka
Apabila anda telah mengetahui hal itu, niscaya anda akan mengetahui bahwamengikhlaskan amal adalah benar adanya, tidak sepatutnya amalan ditujukan kecuali kepada Zat yang memiliki surga dan neraka.
Oleh karena itu, seorang mukmin wajib meyakini bahwa manusia tidaklah memiliki surge sehingga mereka mampu memasukkan anda ke dalamnya. Demikian pula, mereka tidaklah mampu untuk mengeluarkan anda dari neraka apabila anda meminta mereka untuk mengeluarkan anda. Bahkan apabila seluruh umat manusia, dari nabi Adam hingga yang terakhir, berkumpul dan berdiri di belakang anda, mereka tidaklah mampu untuk menggiring anda ke dalam surge meski selangkah. Dengan demikian, mengapa anda mesti riya di hadapan mereka, padahal mereka tidak mampu memberikan apapun kepada anda?
Ibnu Rajab mengatakan,
من صلى وصام وذكر الله يقصد بذلك عرض
الدنيا فإنه لا خير له فيه بالكلية لأنه لاتقع في ذلك لصاحبه لما يترتب عليه من
الإثم فيه ولا لغيره
“Barangsiapa yang berpuasa, shalat, dan berzikir kepada
Allah demi tujuan duniawi, maka amalan itu tidak mendatangkan kebaikan baginya
sama sekali. Seluruh amal tersebut tidak bermanfaat bagi pelakunya dikarenakan
mengandung dosa (riya), dan (tentunya amalan itu) tidak bermanfaat bagi orang
lain.”[2]Kemudian, anda tidak akan mampu memperoleh keinginan anda dari manusia yang menjadi tujuan riya yang telah anda lakukan, yaitu agar mereka memuji anda. Bahkan mereka akan mencela anda, menyebarkan keburukan anda di tengah-tenah mereka, dan tumbuhlah kebencian di hati mereka kepada anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من يراء يراء الله
به
“Barangsiapa yang berbuat riya, maka Allah akan menyingkap niat
busuknya itu di hadapan manusia” (HR. Muslim).Demikianlah akibat orang yang riya. Namun, apabila anda mengikhlaskan amal kepada-Nya, niscaya Allah dan makhluk akan mencintaimu. Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا (٩٦)
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah[911]
akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih saying (kecintaan)” (Maryam:
96).- Ingatlah Anda Sendirian di Dalam Kubur
صدق التأهب للقاء الله من أنفع ما للعبد
وأبلغه في حصول استقامته فإن من استعد للقاء الله انقطع قلبه عن الدنيا وما
فيها ومطالبها
["Persiapan yang benar untuk bertemu dengan Allah
merupakan salah satu faktor yang paling bermanfaat dan paling ampuh bgi hamba
untuk merealisasikan keistiqamahan diri. Karena setiap orang yang mengadakan
persiapan untuk bertemu dengan-Nya, hatinya akan terputus dari dunia dan segala
isinya."][3]sumber dari: akuhamba-Allah.blogspot.com
No comments:
Post a Comment