Pages

Monday, 13 February 2012

surat seorang anak untuk ayahnya





Sang Ayah mendapati kamar itu sudah rapi, dengan selembar amplop
bertuliskan
“Untuk ayah” diatas kasurnya.. perlahan dia mulai membuka surat itu…
Ayahku tercinta,
Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan sangat menyesal. Saat ayah
membaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan rumah. Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik, setelah bertemu dia.. ayah juga pasti akan setuju meski dengan tatto2 dan piercing yang melekat ditubuhnya, juga dengan motor bututnya serta rambut gondrongnya. Dia sudah cukup dewasa meskipun
belum begitu tua (aq pikir jaman sekarang 42 tahun tidaklah terlalu tua).
Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi dia ayah dari anak di kandunganku saat ini. Dia memintaku untuk membiarkan anak ini lahir dan kita akan membesarkannya bersama.
Kami akan tinggal berpindah-pindah, dia punya bisnis perdagangan extacy
yang sangat luas, dia juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu tidak begitu buruk. Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami. Para ahli pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi dy bisa segera sembuh.
Aq tahu dia juga punya cewek lain tapi aq percaya dia akan setia padaku dengan cara yang berbeda.
Ayah.. jangan khawatirkan keadaanku. Aku sudah 15 tahun sekarang, aku bisa menjaga diriku. Salam sayang untuk kalian semua. Oh iya, berikan bonekaku untuk adik, dia sangat menginginkannya

Masih dengan perasaan terguncang dan tangan gemetaran, sang ayah membaca lembar kedua surat dari putri tercintanya itu…
Ps : Ayah, .. tidak ada satupun dari yang aku tulis diatas itu benar, aku
hanya ingin menunjukkan ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada nilai Raportku yg buruk. Kalau ayah sudah menandatangani raportku diatas meja,panggil aku ya…Aku tidak kemana2,saat ini aku ada di tetangga sebelah
.

No comments:

Post a Comment