Pages

Tuesday, 27 September 2011

hanya kepada Allah


Ketika sebuah kejadian tidak diingini menimpa seseorang, menyakitkan hati, membuat kepala berdenyut-denyut dan menjadikan seseorang itu merasa diberi ujian yang sangat berat dan tidak sanggup mengatasinya sendiri, lalu benarkah tindakannya jika ia mengeluhkan masalahnya kepada orang lain?

Rasulullah S.A.W pernah mengalami sebuah kondisi yang jauh dari yang beliau inginkan. Para kaum musyrikin mengabaikan seruannya. Dalam kondisi tertekan tersebut Rasulullah S.A.W mengeluh hanya kepada Allah Taala. seperti yang terkandung dalam Surah Al Furqon ayat 30,

"Dan berkatalah Rasul (Muhammad), 'Ya Tuhanku! Kaumku ini sesungguhnya telah meninggalkan jauh Al Quran'. Begitu pula dengan Nabi Yaaqub dan Nabi Ayub, di mana Nabi Yaaqub berkata; Sesungguhnya aku mengeluh keadaanku dan kesedihanku hanya kepada Allah". (Surah Yusuf:86).

Manakala Nabi Ayyub A.S yang disebutkan oleh Allah di dalam firman-Nya, ketika Nabi Ayyub berkata,

"Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau (Allah) adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (Surah Al Anbiya’:83).

Sebaiknya, mengeluhlah hanya kepada Allah kerana sesungguhnya semua kejadian sudah menjadi sebuah ketentuanNya dan hanya Dialah sebaik-baik pemberi solusi. Tetapi dalam kondisi-kondisi di mana seseorang mengeluh tentang masalahnya kepada orang yang diyakini amanah untuk mendapatkan penyelesaian, maka dalam hal ini sebahagian ulama memperbolehkan. Sebagaimana kata Ibnu Qayyim , dalam ‘Uddatu Ash Shabirin,

"Menceritakan kepada orang lain tentang perihal keadaan, dengan maksud meminta bantuan petunjuknya atau pertolongan agar kesulitannya hilang, maka itu tidak merosak sikap sabar; Seperti orang sakit yang memberitahu kepada doktor tentang keluhannya, orang teraniaya yang bercerita kepada orang yang diharapkan dapat membelanya, dan orang yang ditimpa musibah yang menceritakan musibahnya kepada orang yang diharapkannya dapat membantunya".

No comments:

Post a Comment