Ingat ada pepatah yang mengatakan
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan karya”.
Pepatah lama ini penting juga untuk kita perhatikan. Ketika kita telah menjadi sesosok insan, apa yang akan dikenang dunia dari diri kita? Jejak apa yang telah kita tinggalkan sehingga dunia akan tetap mengenang kita. Hingga meski kita telah lama meninggalkan dunia ini, namun sejatinya diri kita masih dikenang dalam kehidupan karena mimpi, pemikiran, harapan dan cita-cita kita tetap terukir indah.
Salah satu cara yang paling tepat adalah dengan menulis. Tulisan akan membuat jejak-jejak dalam sejarah. Mendokumentasikan semua hal yang pernah kita rasa ataupun kita pikirkan. Menulis adalah cara untuk mewariskan mimpi dan cita-cita kepada generasi pelanjut. Jika kita ingin menggoreskan sejarah maka cobalah untuk memulai menulis sekarang. Apapun itu, meski hanya berisi goresan perasaan yang sedang kita rasakan. Tapi percayalah, bisa jadi lewat goresan sederhana itu dunia akan mengenal, mengenang dan terinspirasi lewat tulisan-tulisan kita.
Menulis adalah sebuah bentuk pembelajaran. Ketika kita menulis sesungguhnya kita tengah belajar. Menulis merupakan langkah-langkah untuk merekam jejak-jejak pemahaman, berbagi kebenaran, dan sebagai pengikat ilmu yang telah kita dapat. Seperti kata Ali bin Abi Tholib,
“Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”
Memang, begitu banyak orang mengatakan ingin menulis. Begitu banyak pula alasan yang mereka berikan untuk menjawab mengapa belum juga menulis,
“Saya sedang tidak ada mood untuk menulis.” “Saya terlalu sibuk, tidak punya waktu.” “Sekarang lagi tidak ada ide, nanti saja kalau sudah dapat ide.”
Sebenarnya alasan-alasan itu hanyalah buah dari pemikiran yang masih terpenjara.
Lakukan langkah seperti Pater Bolsius, SJ yang mengatakan, “if you don’t read, you don’t write” (kalau engkau tidak punya kebiasan membaca, engkau tidak bisa menulis). Seperti juga yang diungkapkan Robert Pinckret, dalam bukunya The Truth About English, “writing is thinking. If you can’t think you can’t write. Learning to think” (menulis adalah berpikir. Kalau Anda tak bisa berpikir, Anda tak bisa menulis. Belajar menulis berarti belajar berpikir).
Menulis adalah suatu kegiatan yang amat mulia. Bagaimana tidak?ketika tulisan-tulisan kita bisa dibaca oleh banyak orang lalu banyak orang terinspirasi oleh tulisan kita dan banyak orang pula mengamalkan contoh-contoh kebaikan yang telah kita tuliskan, bukan hal yang tidak mugkin tulisan kita bisa menjadi ladang amal dan amal jariyah yang pahalanya terus mengalir walaupun kita telah tiada. Tetapi apa yang kita ucapkan dengan lisan, mungkin akan sirna dan lekang seiring dengan perkembangan zaman. Benar nasehat Pramoedya, “Bila umurmu tak sepanjang umur dunia, maka sambunglah dengan tulisan.” Dengan begitu, menulis dapat memberikan kehidupan abadi dibandingkan hanya dengan ucapan saja, “Verba volant, scripta manent (Yang terucap akan hilang, yang tertulis akan abadi).”
Apa yang kita tulis akan mencerminkan apa dan bagaimana kita. Dengan tulisan, kita bisa membentuk opini publik, dan meluruskan hal-hal yang dianggap masih melenceng. Maka dari itu, kita harus berusaha agar tulisan kita bermanfaat bagi orang lain. Ada banyak peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dan bisa kita bagi lewat tulisan. Misalnya, ada saudara kita yang sedang tertimpa musibah dan memerlukan bantuan, lalu kita menuliskan cerita tentang mereka dan kita bagi kepada sahabat-sahabat kita. Dengan begitu, banyak orang yang terinspirasi untuk membantu. Dan tentunya apa yang kita tulis ada nilai da’wah didalamnya, ternyata kita pun bisa berdakwah lewat tulisan (dakwah bil qolam) dan itulah yang menjadi tujuan utama kita.
Jadi tetaplah semangat untuk selalu menulis. Mengurai ide-ide yang ada di kepala kita, mengkomunikasikan apa yang kita rasakan dan membagikan inspirasi kepada dunia. Siapa tahu, justru tulisan-tulisan kita lah yang bisa mengubah segala kesalahpahaman, bisa mengubah pola pikir masyarakat yang masih menyimpang, dan mengubah keterpurukan. Menulis juga akan membuat kita tetap pintar dan berpikir. Tentu hal tersebut akan membuat diri kita eksis, seperti sebuah ungkapan, “Aku berpikir, maka aku ada. Aku menulis, maka aku ada”. Tunggu apalagi?Tumpahkan segala inspirasi dari otakmu pada bait-bait kata, agar dunia tahu kita ada dan dunia akan terinspirasi lewat tulisan-tulisan kita.
sumber dari: rizaldp.wordpress.com
No comments:
Post a Comment