Katakan saja,
pagi ini tak ada matahari menyapa dengan hangat pelukan,
tak ada berkas sinar menggores dinding kamar.
Dan kaca jendela,
hanya bingkai kosong tanpa setangkai mawar.
Kuharap angin menari di selasar rumah.
Menghibur rambutmu dengan hembus sejuk gunung.
Menghapus mimpi buruk yang mungkin menggantung di bulumata.
Angin, sampaikan salamku,
rindu menggunung sampai puncaknya.
Barangkali di celah pintu ada derit tersisa.
Kalimat yang tak dapat kucegah
ketika kaubiarkan langkah melengang dalam kembara.
Luas padang,
merentas ilalang,
menggagas setiap fatamorgana sebagai rangkaian doa.
Pepohonan meranggas sebab daundaunnya kukirimkan padamu.
Puisi ini untukmu, Adinda.
Kalimat pengganti tiap jeda percakapan.
Lembaran daun bertanda embun,
kecup yang kutitipkan.
Ketika mulut tak mampu menerjemahkan dada,
pada dekap tiada.
sumber dari: hasimalwi.blogdetik.com
No comments:
Post a Comment