Pages

Tuesday, 18 October 2011

kepulauan galapagos

Kepulauan Galápagos terletak di tengah Samudra Atlantik dan berjarak 972 km dari dataran utama Equador. Awalnya tidak ada orang yang tau mengenai betapa kayanya biodiversitas di Kepulauan tersebut sampai Charles Darwin menerbitkan bukunya The Origin of Species yang membahas dalam tentang perjalanannya keliling dunia termasuk di dalamnya kekayaan alam di Kepulauan Galápagos.

Kepulauan Galápagos memiliki letak yang sangat strategis untuk berkembangnya berbagai macam biodiversitas dikarenakan erupsi vulcanik yang terus menerus di daratannya dan juga bertemunya tiga arus laut yang berbeda di perairannya.

Kekayaan alam yang sangat tinggi dan jinaknya spesies yang ada di sana membuat Kepulauan Galápagos sangat menarik untuk ‘dieksploitasi’. Pada awalnya penduduk lokal mulai mengeksploitasi dan menjual berbagai satwa yang dianggap menguntungkan ke Amerika Selatan dan sekitarnya. Karena eksploitasi ini akan membawa dampak buruk bagi ekosistem endemik di sana, maka akhirnya ketimbang menjual apa yang ada di sana, strategi diganti menjadi ecotourism di mana berita disebar mengenai kekayaan alam Kepulauan Galápagos dan mengundang turis untuk datang berkunjung.

Idenya adalah Take nothing with you but photograph and leave nothing behind you but footprints, tidak mengambil apapun kecuali foto dan tidak meninggalkan apapun kecuali jejak kaki. Ide ini sangat menarik dikarenakan setelah adanya turis yang berdatangan akhirnya eksploitasi di Kepulauan Galápagos pun menurun dan penduduk lokal mengubah kapal-kapalnya menjadi kapal-kapal turis untuk mengantarkan turis dari dataran utama ke Galápagos. Para pemandu wisatanya kebanyakan adalah para ahli konservasi dan ekologi yang mengerti tentang kekayaan alam di Kepualuan Galápagos. Selain menjadi sarana wisata, Galápagos pun menjadi sarana edukasi bagi para turis.





Cerita tidak berhenti sampai di situ. Awalnya, wisata ke Galápagos disediakan oleh kapal pesiar yang dapat menampung puluhan orang dan menfasilitasi makanan serta pembuangan sendiri. Semua persediaan makanan dibawa dari dataran utama ke kapal, sampah tetap berada di kapal dan nanti akan dibawa pulang ke daratan utama. Mengingat adanya turis dengan dana minim akhirnya penduduk lokal pun mengubah kapal-kapal penangkap ikan mereka menjadi kapal-kapal turis untuk mendapatkan uang lebih banyak. Karena Equador adalah negara berkembang maka banyak dari penduduk di daratan utama akhirnya melakukan emigrasi ke Galápagos. Mereka mulai membangun rumah dan penginapan di sana yang akhirnya membawa masalah akan datangnya spesies baru dari dataran utama dan juga masalah pembuangan air kotor dan sampah. Hal-hal tersebut sangat membahayakan bagi kekayaan alam di Galápagos. Apalagi seperti yang saya sebutkan bahwa spesies di sana sangat jinak, banyak dari hewan-hewan tersebut tidak mengenal bahaya akan mobil yang berseliweran atau bahaya dari anjing yang dimiliki oleh penduduk lokal.

Yang lebih detrimental lagi adalah ketika eksploitasi akhirnya dimulai lagi. Karena adanya penginapan dan restaurant di Galápagos mereka akhirnya mulai memasak makanan lokal yang bahannya tidak lain tidak bukan adalah satwa sekitar. Banyak kapal-kapal ilegal pun berdatangan untuk mengambil kekayaan alam yang ada. Eksploitasi lobster, teripang, testis singa laut, sampai eksploitasi sirip hiu banyak ditemukan dan kebanyakan datangnya bukan dari penduduk lokal melainkan dari benua lain. Pada tahun 2007 UNESCO mengkategorikan Galápagos sebagai salah satu dalam List of World Heritage in Danger dan mulai membenahi kerusakan-kerusakan yang terjadi di Galápagos. Progres yang terjadi berjalan cukup baik dan pada tanggal 29 July 2010 Galápagos tidak lagi menyandang gelar List of World Heritage in Danger.

No comments:

Post a Comment