Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita menjadi tak teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone - hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).
Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkat di masa pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.
Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause. Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita) mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur pra-menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testoteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.
Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-hormon reproduksi tetap memegang peran yang penting, yaitu peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan tidak ada kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan androgen (seperti halnya testoteron) adalah penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.
Perubahan hormon ini juga berpengaruh pada mineralisasi pada tulang. Estrogen berpengaruh pada mineralisasi tulang dengan pengaktivan osteoklas. sehingga, penurunan kadar estrogen pada wanita menopause akan menurunkan densitas tulang.
sumber dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Menopause
No comments:
Post a Comment