Pages

Saturday, 8 March 2014

peristiwa alamiah yang dialami perempuan berusia di atas 45 tahun






MENOPAUSE adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid).

Usia rata-rata menopause berkisar 43 - 57 tahun namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause. Selain itu, faktor keturunan juga memiliki peran di sini, seorang wanita akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya. Bila seorang wanita telah mengalami masa menopause, maka siklus menstruasi akan berhenti secara permanen. Namun ada beberapa perempuan yang mengalami berhentinya haid ini di usia sangat muda, inilah yang dikenal dengan istilah menopause dini.

Menopause dini adalah suatu keadaan di mana fungsi ovarium (indung telur) dan menstruasi berhenti sebelum usia 40 tahun. Kondisi ini bisa memengaruhi kesejahteraan hidup perempuan. Usia memang menjadi pemicu utama menopause.

Kondisi ini merupakan sisi lain dari pubertas, akhir dari usia subur, yang disebabkan oleh melambatnya fungsi ovarium. Selain itu, menopause juga disebabkan operasi tertentu dan pengobatan medis. Penanganan medis ini termasuk pengangkatan ovarium, kemoterapi, dan terapi radiasi panggul. Pengangkatan rahim tanpa mengangkat ovarium kemungkinan tidak akan memicu menopause.

Perempuan yang merokok cenderung mengalami menopause beberapa tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak merokok. Belum ada cara pasti memperhitungkan usia menopause. Hanya perempuan yang tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, tanpa penyebab yang jelas, yang bisa dikatakan sudah menopause.

Menopause alami terjadi secara bertahap. Ovarium tidak berhenti dengan tiba-tiba, tetapi melambat secara perlahan. Masa perubahan ke menopause dikenal dengan perimenopause. Selama masa perimenopause, masih ada kemungkinan untuk hamil. Meskipun menstruasi tidak bisa diprediksi, ovarium masih berfungsi dan masih bisa ovulasi.

Begitu menopause mendekat, periode menstruasi akan berubah. Tetapi perubahan tersebut bisa bervariasi pada setiap perempuan. Ada yang makin pendek atau lama, makin banyak atau berkurang, dengan waktu yang lebih lama atau lebih singkat di antara periode. Perubahan seperti ini adalah normal adanya. Tetapi bila kita mengalami perdarahan berat atau jarak periode terlalu dekat, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. Gejala lain dari menopause misalnya:

Hot Flashes (Kilas Panas)

Gejala ini umum dialami perempuan menopause. Hot flashes merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher memerah. Selain itu, bisa juga menyebakan munculnya bintik merah di dada, punggung dan lengan. Kondisi ini kemungkinan diikuti oleh keringat dan perasaan dingin.

Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik hingga 10 menit. Kita bisa mengatasi masalah ini dengan mengenakan pakaian tipis, menggunakan kipas angin, olahraga teratur, menghindari makanan pedas dan panas, serta mengontrol stres.

Gangguan Tidur

Kilas panas yang terjadi di malam hari bisa mengganggu tidur dan menyebabkan munculnya keringat. Cobalah trik berikut: gunakan kipas angin di kamar, hindari selimut tebal, kenakan pakaian dari katun ringan atau material tipis lainnya di malam hari, sediakan kain basah di dekat kita. Dengan begitu, kita bisa langsung mendinginkan diri begitu kilas panas muncul.

Gangguan Seks

Menurunnya produksi estrogen bisa memicu keringnya ******. Hal ini akan membuat hubungan intim terasa sakit. Selain itu, menopause juga bisa mengubah libido.

Kontrol Gejala Kronis
Jika gejala-gejala menopause mengganggu aktivitas, berkonsultasilah dengan dokter. Dokter bisa membantu dalam mempertimbangkan perlu tidaknya terapi hormon dan obat yang diresepkan lainnya, seperti pil KB dosis rendah pada masa perimenopause, antidepressant, obat tekanan darah, krim ****** serta terapi lainnya. Selain itu, dokter juga bisa menganjurkan penyesuaian gaya hidup, seperti diet, olahraga, tidur dan mengontrol stres.

Terapi Hormon Pengganti

Meskipun menopause dini tidak diharapkan, namun wanita yang telanjur mengalami menopause dini tidak perlu cemas, karena hal ini bisa diatasi dengan terapi hormon estrogen. Terapi ini bisa meredakan gejala-gejala menopause. Diharapkan dengan terapi ini mampu mengembalikan hormon estrogen yang telah berkurang.

Berikut tips pencegahan menopause dini.

1. Hindari makanan instan. Makanan cepat saji tidak mengandung gizi seimbang. Kandungan kolesterol tinggi dalam makanan tersebut akan menurunkan kebugaran.

2. Perbanyak makanan mengandung fitoestrogen. Fitoestrogen bisa ditemukan pada buah-buahan seperti pepaya, bengkoang, teh hijau, kacang kedelai. Bisa juga didapat dari biji-bijian gandum, wijen, biji bunga matahaari dan kacang tunggak.

3. Terapkan pola hidup sehat, yakni mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidak merokok, minum minuman beralkohol, dan cukup istirahat.

4. Olahraga teratur. Selain membuat tubuh segar, olahraga teratur juga melancaarkan peredaran darah, menguatkan tulang dan membantu produksi hormon. Pilihlah olahraga sesuai minat, seperti senam, jogging atau lari pagi.

5. Perbanyak konsumi buah dan sayur. Buah dan sayuran mengandung banyak serat yang baik bagi kesehatan




sumber dari: http://forum.viva.co.id/kesehatan/

No comments:

Post a Comment