Pages

Thursday, 13 March 2014

Perubahan Emosi Menopause







Emosi bisa berubah-ubah dan berfluktuasi dari waktu ke waktu, begitu juga dalam setiap faset kehidupan. Menopause salah satunya. Gejolak emosi juga berlangsung di faset ini karena perubahan fisik berimbas kuat pada jiwa. Pada fase ini wanita semakin kehilangan feminitasnya. Ada kecemasan dan gelombang emosi di sana.

TANPA disadari, mau tidak mau, suka tidak suka, menopause menjadi bagian dari faset kehidupan semua wanita dimana masa-masa fungsi wanita berangsur kian menurun dan akhirnya tiada sama sekali. Gelombang gejolak emosi ditentukan oleh seberapa matang personalitas dan seberapa siap seorang wanita menjelangnya.

Kehilangan mahkota

Menjadi menopause bagi semua wanita berarti kehilangan mahkota. Kulit, rambut, payudara, kerampingan dan sensualitas lain merupakan bagian dari mahkota itu. Sebagaimana halnya post power syndrome, wanita dapat merasakan emosi seperti itu juga ketika kian kehilangan seluruh mahkotanya itu sehingga dapat berimbas kuat pada emosi.

Kalau pada tahun-tahun menstruasi mulai tidak teratur setelah menjelang umur kepala lima, mungkin itu awal menopause. Kita menyebutnya tahap climacterium, tahun-tahun yang mendahului berhentinya haid. Aneka keluhan fisik berupa rasa gerah, rasa panas, rasa tidak enak lainnya dan pada emosi tampak seperti uring-uringan tidak jelas mengapa, itulah bagian dari keberadaannya.

Pada masa secara fisik karakter kewanitaan makin menurun dan ada emosi ketakutan tidak diperhatikan lagi, merasa takut tidak cantik lagi, tidak memikat suami lagi, tidak diindahkan orang-orang terdekat lagi serta merasa hidup menjadi sia-sia. Itu maka industri sulih hormon (hormone replacement therapy) di dunia terus dikejar karena dirasakan kaum hawa sebagai penyelamat masih hadirnya rasa menjadi wanita.

Cemas, gundah, tegang

Berbagai perasaan negatif bisa bermunculan pada masa menjelang, saat dan pasca menopause. Seberapa matang jiwa dan setegar apa kesiapan menghadapinya, menentukan apakah emosi memasuki menopause bakal bergejolak layaknya naik jetcoaster atau bagai air danau yang tenang. Pada mereka yang mengalaminya, ini tentu sebuah kemerundungan tersendiri. Pada beberapa wanita mungkin memerlukan bantuan obat resep dokter juga untuk mengendurkannya.

Mungkin Anda akan mengalami rasa menjadi gampang tersinggung, lekas gusar, gampang merasa sedih, tidak punya kehendak apa-apa atau bahkan jadi pemberang, susah berkonsentrasi, cepat lelah dan mood jadi berubah-ubah, selain hidup terasa tegang, mungkin itu bagian dari menopause Anda. Terimalah dan syukurilah bahwa kehilangan itu bukanlah segala-galanya. Anda masih memiliki mahkota yang lebih berharga yakni kepribadian. Anda dihargai karena siapa Anda, bukan yang Anda miliki semata. Termasuk memiliki tubuh yang sudah tidak sepenuhnya wanita lagi.

Kalau macam-macam emosi tak nyaman itu yang Anda rasakan, upayakan lebih relaks, kendurkan ketegangan, lakukan yoga dan bermeditasi atau bentuk kegiatan semacam itu lainnya. Kalau orang-orang di sekitar tidak memahami perubahan pada diri dan jiwa Anda, Anda sendiri yang perlu mengendalikannya bahwa itu bagian dari faset hidup semua wanita, siapa pun dia.

Wanita tidak ada pilihan lain dimana mereka pasti akan mengalaminya, oleh karena itu hal yang perlu dilakukan adalah hadapi saja walau terasa tak nyaman. Sesekali wanita yang mengalami menopause mungkin terasa nyeri payudara, ada keluhan nyeri sewaktu berhubungan dengan suami (dyspareunia) atau tidak bangkit libido lagi, terimalah sebagai sebuah arus kehidupan, semua itu akan mengalir dan akhirnya berlalu. Dokter bisa diminta bantuannya meresepkan obat untuk meredam semua keluhan itu, agar tidak merongrong jiwa dan emosi kita. Sejatinya kepribadian kita daya tarik bagi siapa pun yang bisa lebih menonjol dari sekadar kehalusan kulit belaka.

Orang tidak melihat lagi betapa tipis rambut kita, betapa sudah tidak ramping sosok kita, betapa sudah kendur kulit kita, kalau ada yang menonjol dalam kepribadian kita. Lalu buat apa menolak dan mencemaskan kenyataan semua perubahan yang fana itu. Personalitas kita sebagai istri, bunda dan sahabat bagi siapa saja akan jauh lebih baka dari semua itu.



sumber dari: combiphar.com/id/healthy-living

No comments:

Post a Comment