Pernahkah kita tercenung akan sesuatu?
Sebuah peristiwa misalnya.
Atau tentang lelaku diri, benda, alam semesta, dan lain sebagainya.
Mengambil waktu untuk berpikir.
Mencoba menemukan jawaban.
Itu namanya merenung.
Atau dalam istilah lain disebut tafakur.
Sudahkah kita membiasakan diri untuk merenung?
Merenung. Mengembarakan alam pikir. Mencoba menangkap makna/hikmah dari sebuah peristiwa atau sesuatu dalam kehidupan ini, atau apa saja… adalah vitamin bagi akal agar tetap sehat. Ia merangsang akal untuk terjaga dan sadar. Merenung juga dapat menghidupkan hati. Membuat kita lebih bijak dan peduli. Tahu diri. Punya empati. Kaya rasa!
Sebagai manusia yang merupakan tempatnya khilaf, salah, dan dosa… sudah selayaknya kalau kita sering merenung. Sebagai khalifah/pemimpin, pengelola dan penguasa bumi… merenung adalah keniscayaan yang musti kita lakukan dengan penuh kesadaran. Mengapa demikian? Tentu agar harkat dan martabat kita sebagai hamba Tuhan terjaga dari apapun yang mungkin bisa merusak kemuliaannya.
Dalam proses perenungan akan kita temukan banyak hal tak terduga. Mengejutkan. Sesuatu hadir menegur diri, mengingatkan, menyadarkan, bahkan mencerahkan pikiran dan hati. Hal itu dikarenakan ketika kita merenung, kita ‘dipaksa’ untuk obyektif. Mengesampingkan ego dan pamrih. Lebih jujur dan apa adanya.
Sobat… merenung itu membuka cakrawala jiwa memedar hikmah. Mari kita membiasakan diri untuk merenung.
sumber dari: bukudaurulang.wordpress.com
No comments:
Post a Comment