Pages

Sunday 15 January 2012

jangan salah pilih





Mungkin kita sering mendengar ada pasutri yang baru saja mengarungi bahtera rumah tangga kandas ditengah jalan. Beragam alasan yang mereka lontarkan, misal; karena ketidakcocokan, salah pengertian, kurang perhatian bahkan karena ada 'main' dengan orang ketiga.
Dari alasan-alasan yang mereka lontarkan sebenarnya masih ada solusi yang bisa menyelamatkan rumah tangga yang bakal 'karam' tersebut, yaitu dengan kembali kepada Allah swt. Dan Rasulullah saw.

Kalau boleh kita menyimpulkan masalah dasar yang menyebabkan keretakan rumah tangga seperti berbagai alasan di atas, dari persoalan ekonomi hingga kurang harmonisnya hubungan pasutri adalah karena keAWAMan kita terhadap agama.

¤ Nikah Adalah Ibadah

Sebagai sebuah persyaratan untuk diterimanya amal kita, ikhlas tentu saja menjadi prioritas pertama. Artinya, semua aktivitas kehidupan kita semata-mata untuk mengharap ridha Allah stw. Jangan sampai ada sedikitpun ketika kita akan melangkah berumah tangga ada motivasi lain selain mengharap wajah Allah swt. Kemudian sebagai syarat untuk diterimanya ridha Allah swt. adalah dengan mengikuti Nabi Muhammad saw. atau ittiba'. Tanpa ittiba' kita tak akan bisa mengimpletasikan keikhlasan kita.

Demikian pula dalam berumah tangga, pasutri harus menyadari betul akan arti ibadah tersebut. Bagi seorang calon suami harus bisa memilih istri yang tepat sesuai dengan syari'at Islam, begitupun calon istri.

Sebuah hadist riwayat Imam Bukhari dalam Fathul Bari 9/132 :

"Wanita itu dinikahi karena empat hal; hartanya, keturunannya, kecantikan dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu akan berdebu"

Hadist di atas menekankan dalam memilih istri itu diutamakan karena agamanya. Sebab wanita yang baik agamanya akan selalu taat kepada suaminya dan selalu setia mendampingi suami dikala suka maupun duka, dikala lapang maupun sempit, bukan seperti kata orang, ada uang nona sayang tak ada uang nona melayang.

"Hendaklah salah seorang dari kamu memilih hati yang bersyukur, lisan yang selalu berdzikir dan istri beriman yang menolongnya dalam persoalan akhirat"
(HR. Ahmad 5/282, at-Tirmidzi)

Dalam riwayat lain,
"Dan istri shalihah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-baik harta yang disimpan manusia"
(HR. Baihaqi dalam asy-Syu'ab)


Sedangkan dalam memilih suami, patut pula kita memperhatikan keadaan sang calon seperti diisyaratkan sebuah hadist:

"Jika datang kepadamu seseorang yang engkau rela terhadap akhlak dan agamanya maka nikahlah, jika tidak kamu lakukan niscaya akan terjadi fitnah dibumi dan kerusakan yang besar"
(HR. Ibnu Majah No 1967 dan as-Silsilah Hadist No 1022)

Untuk mengetahui keadaan sang calon tak mesti melalui tradisi pacaran yang memang lebih banyak maksiatnya daripada manfaatnya, misal mencari informasi dari sumber yang layak dipercaya dan banyak mengetahui kehidupan sang calon.

Bagi seorang pemuda kalau memang sudah menemukan calon istri yang shalihah, yakinlah akan karunia Allah swt. teruslah maju disertai doa dan ikhtiar jangan terhalang karena kemiskinan.

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (kawin) dari hamba-hamba sahaya yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui"
(QS. An-Nur 32)

Demikian pula bagi yang sudah berumah tangga, namun dirundung masalah, jangan putus asa juga jangan terbawa emosi dan cepat-cepat menyatakan cerai. Upayakan perbaikan-perbaikan dirumah tangga. Kedua belah pihak, istri maupun suami harus saling introspeksi dan terus berdoa supaya Allah swt. memperbaiki rumah tangganya.

Apabila keretakan rumah tangga dikarenakan ketidakpahaman terhadap agama, maka bagi kedua pasutri tak merasa sungkan untuk melangkahkan kakinya mencari ilmu syar'i dengan mengikuti kajian keagamaan melalui ustadz yang terpercaya dalam aqidah dan manhaj serta lurus pemahamannya. Dengan bekal ilmu tadi, Insya Allah biduk rumah tangga dapat bertahan dari terpaan gelombang.
Wallahua'lam (Ummu Abbas).


No comments:

Post a Comment