Mentari senja malu-malu menatap ilalang dari balik awan putih, biru dan hitam
Sesekali cahayanya mendekat tak puas menatap ilalang dari kejauhan
Ilalang senyum terkulum berharap mentari tidak malu-malu
Pandawa langit menjemput mentari menuju peraduan bercinta bersama malam
Ilalang tak mengeluh meski mentari pergi dan bercerita cinta bersama malam
Sesekali ilalang tertunduk dibawah tapak kaki-kaki mungil
Dengan segala kekuatan jiwa, illang bangkit tanpa mengeluh dan masih tersenyum
Ilalang lahir diantara kering tanah liar
Mencakar tanah, berlari dalam gelap gulita
Ilalang tak mengeluh, bernyanyi dan menari bersama angin
Ilalang selalu tersenyum, bangkit dan berjuang
Ilalang tak mengeluh meski pisau-pisau tajam memakannya di datar tanah kering
Ilalang bangkit dan lahir kembali dikering tanah liar.
Berkelana terbang bersama angin
Ilalang menghijau, kuning dan mongering
Ilalang selalu berkata, makanlah akarku dan kau akan bahagia
Illang tak mengeluh di malam yang begitu dingin
Ilalang berpeluk tersenyum dan terus berjuang
Sejenak semut kecil berteduh di bawah rindang ilalang
Jiwaku terbang terbawa semangat ilalang
Tak mengeluh, tak menyerah dan terus berjuang
Ilalang tak ingin mati. Ilalang ingin terus bangkit tumbuh dan tersenyum
Biarkanlah cinta mentari pergi bersama malam
Biarkanlah jejak-jejak itu menapak diatasmu
Biarkanlah pisau-pisau itu menyayatmu
Tapi ilalang tak pernah mengeluh
Karena ilalang lahir untuk terus berjuang dan tersenyum
Biarkan ilalang menjadi ibu bagi jiwaku
Pisau dan belati membelah menyayat
Tapi ilalang tak mengeluh
Karena ilalang selalu kuat dan berjuang
sumber dari: jumialely.blogdetik.com
No comments:
Post a Comment