Pages

Tuesday 6 November 2012

elegi hujan......






Masih terngiang tangis rembulan pada penghentian yang kau paksa untukku
Aku lelah menjemput bilur kejernihan saat aku menusuk hujan akui kerangka tebakan
Kau mengembara lagi dalam berantah yang sulit kugapai
Sementara aku kian tersedak nafas demi sekumpulan udara yang bebas


Jeda antar kenang pun terasa hanya sesilet dengan pedih yang tertinggal
Terjebak memintal senyum yang terpaksa sunggingkan dusta
Kutebas namun tak tertebas, kenyataan kian rimbun dan berduri
Kau tersenyum angkuh dalam gigilku


Jangan lagi kau coret jika aku bukan hujan lerai gerah
Aku tepiskan semudra pada palung mimpi bahkan lelapmu nyenyak ku harap meski keruncingan deru
Tapi kau membuatku serba salah, mundur beringsut tatkala kelumpuhan sedihku tak lagi mengalir dengan damai hatimu
Dan lihatlah senja itu bukan hujanku yang berkata


Sudah! cukupkan saja deras yang kau pikir hanya gerimis di hatiku
Aku pun lelah menyanyikan rinai yang sama sepanjang musim
Menggenang keresahan kemudian genap dalam lumpur pekat kesunyian
Menggengam hujan yang curah pada puisi puisi luka



sumber dari: bahterasyafana.com

No comments:

Post a Comment