Mufti Besar Libya, Syaikh Sadiq
al-Ghariani, meminta agar pemerintah melarang setiap wanita Libya
menikah dengan warga asing, lapor kantor berita Mesir MENA, pada Rabu (27/3/2013).
Mufti Libya itu menyatakan agar tidak
ada wanita Libya yang diizinkan untuk menikah dengan orang asing, bahkan
meski orang itu beragama Islam atau orang Arab.
Syaikh Al-Ghariani mengatakan, dirinya
menerima sejumlah keluhan dari warga Libya yang menyebutkan para pria
penganut Syiah dan Druzeyangberasal dari Iran dan Suriah yang mengambil
keuntungan dari kontrol keamanan Libya yang lemah dan situasi kacau
dalam administrasi negara (akibat konflik menyusul penggulingan rezim
Muammar Qadhafi-red).
Libya adalah negara Arab, di mana
sebagian penduduknya memeluk Islam (Sunni). Ajaran Syiah menyusup ke
negara itu lewat berbagai cara, termasuk melalui pariwisata dan
pernikahan.
Sementara itu, sebelumnya, da’i Mesir
Safwat Hijazi menyuarakan keberatannya atas perjanjian kerjasama
pariwisata yang dilakukan Mesir dengan Iran, yang dilakukan pemerintah
Presiden Mursy.
Hijazi mengaku khawatir, pemerintah
Teheran yang dikuasai para Ayatullah, pemimpin spiritual Iran, akan
mengirimkan para misionaris Syiah ke Mesir yang menyamar sebagai
wisatawan.
Dalam sebuah wawancara dengan Al-Arabiya Hijazi
mengatakan, sejak revolusi Iran 1979, rezim Ayatullah di Teheran
berusaha keras menyebarkan doktrin Syiah keluar negara mereka, khususnya
ke negara-negara Islam.
sumber dari: hasmi.org