Tindakan memaafkan umumnya banyak dianjurkan, tidak hanya oleh psikolog melainkan juga oleh dokter, karena banyak manfaat yang bisa dipetik dari tindakan memaafkan ini.
Lalu, mengapa banyak orang sulit memaafkan? Apa dampak negatif yang kita rasakan jika kita tidak memaafkan? Apa kekuatan dari tindakan memaafkan? Jika memaafkan memiliki kekuatan dahsyat yang positif, apa yang harus kita lakukan agar kita mampu memaafkan? Simak yang berikut.
Mengapa Sulit Memaafkan?Banyak orang sulit memaafkan karena beberapa hal berikut.
Kasihan pada Diri SendiriSelf-pity atau rasa kasihan pada diri sendiri terjadi karena seseorang terlalu fokus kepada dirinya sendiri, terutama kepada kelemahan diri, dan kurang fokus pada kekuatan diri.
Orang yang sulit memaafkan biasanya adalah orang yang merasa tidak aman dan mempunyai penilaian diri yang rendah. Kesulitan, masalah, penderitaan yang mereka alami seolah-olah pembenaran dari pandangan negatif mereka terhadap diri sendiri, sehingga mereka menjadi sangat marah pada situasi ataupun orang lain yang merupakan sumber dari munculnya kesulitan, terjadinya masalah, ataupun timbulnya penderitaan.
Fokus pada Masa LaluOrang yang tidak bisa memaafkan adalah mereka yang cenderung berorientasi lebih banyak pada masa lalu. Mereka sulit melupakan kesuksesan masa lalu, dan mereka juga sulit melupakan kesulitan, masalah, dan penderitaan di masa lalu. Orientasi yang sangat kuat ini menyebabkan mereka seolah-olah hidup dan ”menghidupkan” masa lalu, terutama saat kesulitan, masalah ataupun penderitaan tersebut harus mereka alami.
Dengan demikian, penderitaan yang seharusnya cuma sebiji gandum dan berlangsung sebentar, akhirnya sepertinya menjadi segunung, karena tindakan mereka sendiri yang senantiasa menghidupkan penderitaan tersebut. Tumpukan rasa sakit ini akhirnya menggunung dan menjadi sulit serta terlalu dalam untuk dilupakan dan dimaafkan.
Fokus pada MasalahPenyebab lain yang membuat orang sulit memaafkan adalah karena mereka cenderung lebih fokus pada kejadian negatif yang menimpa diri mereka daripada fokus memikirkan jalan keluarnya. Masalah yang sebenarnya tidak seberapa, akhirnya seolah-olah diletakkan di bawah mikroskop, dan menjadi berkali-kali lebih besar dari ukuran yang sebenarnya.
Oleh karena terlihat lebih besar, tentu saja masalah tersebut terlihat sebagai masalah yang sulit bahkan tak mungkin untuk diatasi. Ini membuat mereka menjadi marah pada sumber masalah dan tidak bisa memaafkan sumber masalah tersebut (baik keadaan maupun orang).
Akibat Tidak MemaafkanKetidakmampuan memaafkan dapat memberikan berbagai dampak negatif, baik secara fisik, mental, maupun emosional.
Dampak FisikSecara fisik, ketidakmampuan memaafkan dapat menjadi sumber pemicu berbagai penyakit. Kelelahan menanggung beban rasa bersalah dan kecemasan menanggung penderitaan yang menggunung, menyebabkan jantung berpacu lebih cepat dan tekanan darah menjadi lebih tinggi.
Atau untuk mengalihkan perhatian dari masalah, ada berbagai cara yang ditempuh orang: ada orang yang cenderung mengonsumsi makanan jauh melebihi takaran yang disarankan, akibatnya adalah kegemukan yang membuat orang tersebut menjadi lebih tidak percaya diri.
Cara lain yang dilakukan oleh sebagian orang adalah cara sebaliknya –menghindari makanan, atau lebih tepatnya malas makan. Akibatnya, orang yang seperti itu secara fisik juga sama fatalnya– badan menjadi cepat lelah dan lesu, sehingga sulit untuk beraktivitas dan meraih prestasi.
Dampak MentalPastinya, orang yang tidak bisa memaafkan situasi atau orang lain yang menjadi sumber ”masalahnya” adalah mereka yang pikirannya dipenuhi oleh satu hal saja, yaitu kemarahan. Kemarahan ini menutup kemampuan mental orang tersebut untuk memikirkan jalan keluar, memikirkan hal-hal lain yang sepatutnya dipikirkan (keluarga, hubungan sosial, dan pekerjaan). Akibatnya, pikiran menjadi tumpul (hanya tajam untuk memikirkan masalah saja). Pikiran yang tumpul tidaklah berguna untuk meraih prestasi.
Dampak EmosionalDampak yang paling parah adalah dampak yang memberikan pengaruh pada sisi emosi orang yang tidak bisa memaafkan. Emosi terkuras habis pada perasaan-perasaan negatif. Perasaan negatif akan mempengaruhi orang tersebut untuk berpikir negatif. Pikiran negatif akan mendorong orang tersebut untuk mewujudkannya dalam tindakan yang negatif pula. Tindakan negatif pastinya akan memberikan hasil yang juga negatif.
Jadi emosi negatif yang muncul dari ketidakmampuan untuk memaafkan, mendikte arah kehidupan kita untuk menuju ke kehidupan masa depan yang penuh hasil yang negatif. Wah, betapa ruginya kita karena tidak bisa menikmati indahnya dunia, indahnya persahabatan, dan indahnya berprestasi.
Kekuatan Memaafkan
Sebaliknya, kemampuan untuk memaafkan dapat memberikan berbagai dampak positif pada kehidupan kita.
Have a Nice DaySebuah email yang di-forward kepada penulis menceritakan seorang pengemudi taksi yang hampir saja ditabrak oleh pengemudi truk sampah. Namun, bukannya sang pengemudi truk sampah tersebut meminta maaf, ia malah memaki-maki sang pengemudi taksi.
Melihat tindakan ini, pengemudi taksi tidak marah, ia memberikan senyum sebagai balasan dari makian, dan sapaan: Selamat pagi, semoga hari ini menjadi hari yang indah untuk Anda.
Tentu saja penumpang taksi menjadi bingung dan tergerak untuk bertanya kepada pengemudi taksi mengapa ia tidak marah pada pengemudi truk sampah tadi? Dengan enteng pengemudi taksi berkata,”Saya tidak mau pengemudi truk sampah merusak hari saya yang indah.” Moral dari ceritanya adalah, banyak orang yang menebar sampah dan bau pada kita. Tetapi, jangan sampai hari kita rusak oleh ”sampah” tersebut. Biarkan ”sampah” berlalu, dan tetap nikmati hari yang indah.
PenyembuhanMemaafkan memberikan kelegaan dan menyalurkan energi positif yang memiliki kekuatan self-healing (penyembuhan diri). Joel Osteen dalam buku best sellernya: Your Best Life Now, menceritakan tentang seorang dokter yang selalu memberikan rekomendasi tambahan yang sifatnya nonmedis, namun sangat berdampak medis.
Dokter ini menyarankan kepada tiap pasiennya untuk selalu berkata positif dan memasukkan energi positif, serta membuang energi negatif (energi yang muncul dari kemarahan karena tidak memaafkan) dengan kekuatan kata-kata berikut: ”Hari ini saya lebih baik setiap harinya untuk tiap bagian tubuh saya.” Kata-kata tersebut disarankan untuk diulang paling sedkit satu kali dalam satu jam. Hasilnya, para pasien dari dokter tersebut mengalami kemajuan dan hasil medis yang luar biasa dibandingkan pasien yang ditangani oleh dokter-dokter lainnya.
sumber dari: anggitpramana.com