Pages

Thursday 3 April 2014

Pemimpin Bukan Hasil Sesaat






Kepemimpinan dan ketokohan bukan lahir dari kondisi sesaat. Kepemimpinan dan ketokohan dilahirkan dari sebuah proses yang panjang. Seorang pemimpin yang baik adalah juga seorang pendidik yang baik. Pemimpin dan pendidik tidak bisa dilepaskan satu sama lain tetapi melekat satu sama lain. Sebab memimpin tidak hanya memerintah tetapi juga memberi contoh dan mengayomi.
Hal itu disampaikan Idrus Affandi usai bedah buku “Idrus Affandi, Pendidik Pemimpin, Pemimpin Pendidik” di Gedung Ahmad Sanusi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jln. Setiabudhi, Bandung, Rabu (2/4/2-14). Acara yang dibuka Rektor UPI Sunaryo Kardibrata dan menjadi penanda peringatan HUT ke-6- Idrus Affandi itu, dihadiri sejumlah tokoh yang ikut menyumbangkan tulisannya dalam buku tersebut dan membedahnya, seperti Marsekal Madya TNI Ismono Wijayanto, Mayjen TNI Widjonarko, Arief Hidayat (Mahkamah Konstitusi), Burhan Dahlan (Mahkamah Agung),

Dikatakan Idrus, pemimpin Indonesia sekarang harus seperti para pendiri bangsa. Yaitu mereka yang mempunyai “track record” baik dan sangat pantas untuk diteladani.
“Bukan pemimpin yang tiba-tiba muncul, lalu dipilih menjadi pemimpin. Saya malah khawatir bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis kepemimpinan,” ujarnya.
Ikhwal bukunya, Idrus mengaku, ia tulis karena terinspirasi oleh sosok Pak Dirman (Jenderal Sudirman, red). Pak Dirman adalah panglima yang juga guru. Hal ini kata Idrus, membuktikan bahwa pemimpin yang baik adalah guru yang baik dan guru yang baik adalah pemimpin yang baik.

Mengomentari buku tersebut, Marsekal Madya TNI Ismono Widjayanto mengatakan, judulnya sangat tepat. Sebab mendidik pemimpin dan memimpin pendidik itu mempunyai tanggungjawab moral yang sangat besar karena pemimpin harus memberi keteladanan dan Idrus Affandi telah berhasil menjadi pemimpin yang mendidik dan pendidik yang memimpin.

Pendidik itu artinya, kata Ismono, harus mumpuni karena tugasnya mendidik dan mendidikan adalah mewariskan ilmu pengetahuan. Pendidik juga seorang yang kreatif yang memberi dampak positif kepada anak didiknya ke depan. “Jadi seroang pemimpin itu harus bermartabat. Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa berdiri di sini,” ujarnya.

Dalam ketentaraan, kata dia, konsep pemimpin itu mengacu pada tiga pilar, "Ing ngarso sung tulodo" (memberi teladan di depan), "Ing madyo mangun karso" (memberi semangat untuk maju lebih baik), dan "Tut wuri handayani" (memberi dorongan dari belakang). Dengan kata lain, pemimpin itu harus melahirkan pemimpin lagi yang lebih hebat.



sumber dari: http://www.pikiran-rakyat.com/node

No comments:

Post a Comment