Pages

Friday, 2 August 2013

Bulan Tarbiyah Anak






Rasulullah SAW dan para shahabat mengenalkan puasa sejak dini pada anak. Diriwayatkan bahwa bila waktu Ashar tiba, para sahabat sibuk membujuk anak-anak yang mulai merengek meminta berbuka dengan membuatkan mereka permainan dari bulu. Tentu upaya mengenalkan puasa pada anak ini menimbang kemaslahatan kondisi anak, misalnya, kondisi kesehatan dan pentahapan dalam pengenalannya.

Secara syar’i anak-anak memang belum wajib berpuasa. Pengenalan sejak dini ini dimaksudkan agar tumbuh rasa cinta mereka pada ibadah puasa, sebagai sebuah ibadah istimewa yang Allah sebutkan dalam hadis Qudsi sebagai ibadah yang khusus untuk-Nya. Maka, cara pengenalannya pun seyogianya dengan penuh cinta.

Cinta pada Ramadhan adalah hal pertama yang harus ditumbuhkan. Berbagai keutamaan Ramadhan sebagai sayyidul syahri — penghulu bulan –merupakan informasi yang dapat membuat anak jatuh hati. Tentu informasi ini perlu dilengkapi dengan gambaran keindahan serta kenikmatan surga yang kekal. Secara ruhiy, insya Allah, keimanan anak akan tumbuh secara kokoh di hati, bersambung dengan beningnya fitrah mereka.

Kisah-kisah peri kehidupan Rasulullah dan para sahabat di bulan Ramadhan juga akan menambah khasanah wawasan dan kecintaan mereka pada ibadah puasa dan berbagai amalan utama lainnya. Misalnya, bahwa Rasulullah dan para sahabat makin tampak berbahagia di bulan Ramadhan. Senyum mereka kian mekar bertebaran, serta tegur sapa dan salam yang kian hangat di masyarakat. Mereka sadar betul bahwa Ramadhan adalah bulan cinta, bulan istimewa yang Allah jadikan sebagai tanda kasih-Nya bagi umat Islam.
Kedermawanan Rasulullah dan para sahabat di bulan Ramadhan juga melebihi hari-hari lainnya.

Diriwayatkan bahwa pemurahnya Rasulullah bagaikan angin bertiup. Maka, tak ada salahnya kita menyepakati bersama anak-anak bagaimana program infak Ramadhan keluarga dilakukan dan ke mana hendak disalurkan. Kegiatan ini bisa menjadi salah satu peristiwa yang mengasyikkan bagi anak-anak serta mengasah kepekaan sosial mereka.

Demikianlah indahnya Ramadhan dapat kita tanamkan di hati anak, menjadi kesan mendalam yang tak tergantikan sepanjang hidupnya, insya Allah. Di akhir Ramadhan, silaturahim Idul Fitri pada para sesepuh, mendidik anak untuk menghargai para orang tua, membuat mereka menjadi pemuda yang rendah hati dan santun. Semoga Ramadhan ini Allah jadikan indah bagi kita sekeluarga, dan Ramadhan yang akan datang adalah saat yang lebih indah dari saat ini. Amin.


sumber dari: jalansekolah20.wordpress.com

No comments:

Post a Comment