Jika ada orang yang paling dodol sedunia yang kukenal saat ini adalah orang yang sudah tahu ia punya mimpi besar yang sudah dipupuk sejak lama dan ia sama sekali tak mencoba untuk meraih mimpi itu. Ironisnya, orang itu masih menyesal, menyesal, mengeluh, mengeluh, dan mengeluh sampai sekarang. Dodol sekali dia.
Sudah tahu kesempatan sudah lewat, masih saja ia berandai-andai, katanya “Kalau saja dulu aku punya sedikit saja keberanian. Arrrghhh..”. Dodol sekali dia. Sudah tahu ia memilih jalannya sendiri, sekarang konsekuensi dari pilihannya itu dikeluhkan terus. Dodol sekali dia. Sudah tahu berandai-andai itu tidak dibenarkan. Ah, kenapa tidak dia jalani saja semuanya dengan senang hati. Tapi katanya, “Aku sudah senang, tapi aku nggak bisa bohong, ada perasaan lain yang mengganjal langkahku, bayangan mimpi itu tidak bisa pergi.”
Sekarang dia hanya bisa bercerita. Sekarang sahabat-sahabat lamanya sudah memacu langkah mereka, tapi dia masih terseok-seok oleh perasaannya sendiri. Sekarang dia sering sakit hati tanpa ada yang menyakiti, dirinya sendiri yang menyakitinya. Sekarang dia sedang berusaha menepis penyesalannya, tapi semakin ia tepis, penyesalan itu semakin datang seperti rentetan domino. Sekarang dia sedang berusaha mencintai jalannya. Sekarang ia sedang berusaha mengerti bahwa Allah lebih tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.
Jika ada orang terdodol di dunia ini yang pernah kukenal adalah dia. Jika benar ia sudah memilih jalan ini, mengapa ia takbisa melupakan harapannya yang lalu. Ah, memang dia dodol sekali!! Dia bilang dia sakit hati. Jika benar ia sakit, memanglah benar kata seorang teman SMA-ku bahwa kegagalan itu menyakitkan, tetapi lebih menyakitkan jika kita tidak pernah mencobanya sama sekali.
Sekarang dia hanya bisa bercerita. Baginya, biarlah dia sakit, asal tak ada lagi orang-orang dodol seperti dirinya. Baginya, mimpi adalah sesuatu yang besar. Dan kalian yang masih punya mimpi dan harapan besar, raihlah itu. Tahukah kalian, mimpi itu nggak asyik tanpa adanya risiko. Dia yang dodol itu dulu cuma takut pada risiko, kalian jangan sampai seperti dia. Bila banyak kemungkinan yang ditawarkan pada kalian, apa salahnya mencoba, jangan berdiam. Ingat kawan, kegagalan itu memang menyakitkan, tetapi lebih menyakitkan bila kita tidak pernah mencobanya.
Dia yang dodol itu adalah salah satu buktinya. Ah, dasar dodol. Dia masih menyesal sampai sekarang. Masiiiiiihhhhh.. Dia hanya berusaha mengerti, dia hanya berusaha ikhlas, dia hanya berusaha menerima konsekuensi dari pilihannya. Dia masih mencoba bertahan, tapi dia belum bertahan. Dia masih menyesal, dia sering mengeluh. Dasar dia dodol sekali!!! Jangan sampai kalian seperti dia, jangan sampai, karena aku tahu pasti, itu sangat menyakitkan. Jangan sampai langkahmu terseok oleh perasaanmu sendiri.
Tetapi sedodol-dodolnya dia, dia tahu bahwa kesalahan itu mengajarkan pada kita kebenarannya. Sakit itu mengajarkan pada kita arti kebahagiaannya. Sedih itu mengajarkan kita arti mensyukurinya. Dia masih menepis sakit itu dan selalu berusaha mensyukuri jalan yang sudah ia pilih. Dia sedang bertahan, menjahit hatinya yang sering robek, terkadang juga berbagi, berharap masih ada yang mau menambal lukanya.
Ada yang tahu siapa dia? ^^
sumber dari: azaleav.blog.imtelkom.ac.id
No comments:
Post a Comment