Firman Allah:
"Dan pada hari ditiup sangkakala maka terkejut takut semua yang di langit dan yang di bumi, kecuali yang dikehendaki oleh Allah) An Namhl 87".
Dan pada saat itu tergoncangnya bumi, dan manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, dan yang meneteki lupa terhadap bayinya, dan anak-anak segera beruban, dan syaitan-syaitan berlarian. Maka keadaan itu berlaku beberapa lama, kemudian Allah menyuruh Israfil meniup yang kedua: Dan ketika ditiup sangkakala maka matilah semua yang di larigit dan bumi kecuali yang dikehendaki oleh Allah, kemudian ditiup lagi tiba-tiba mereka bangun dan melihat). (Azzumar 68).
Adapun di tiga tempat (masa) maka tidak ingat. 1. Ketika ditimbang amal sehingga diketahui apakah ringan atau berat. 2. Ketika menerima lembaran catatan amal, sehingga ia terima dari kanan atau dari kiri. 3. Ketika keluar dari neraka ular naga lalu mengepung mereka dan berkata: Aku diserahi tiga macam: Orang mempersekutukan Allah dengan lain Tuhan. Dan orang yang kejam, penentang, zalim. Dan orang yang tidak percaya pada hari qiamat, maka dikumpul semua orang-orang yang tersebut itu lalu dilemparkan semuanya dalam neraka jahannam, dan di atas neraka jahannam itu ada jambatan yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang, sedang di kanan kirinya bantolan dan duri-duri, sedang orang-orang yang berjalan di atasnya ada yang bagaikan kilat, dan bagaikan angin yang kencang, maka ada yang selamat, dan ada yang luka terkena bantolan duri, dan ada yang terjerumus muka ke dalam neraka.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: Di antara dua kali tiupan sangkakala itu jarak empat puluh tahun (Tiupan untuk mematikan dan membangkitkan kembali). Kemudian Allah menurunkan hujan air bagaikan mani orang laki, maka timbullah orang-orang mati bagaikan timbulnya tanaman (sayur-sayuran)".
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
"Rasuluilah s.a.w. bersabda: Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala dan diserahkan kepada Malaikat lsrafil maka ia meletakkannya di mulutnya melihat ke Arash menantikan bilakah ia diperintah. Saya bertanya: Ya Rasululiah apakan sangkakala itu? Jawabnya: Bagaikan tanduk dari cahaya. Saya tanya: Bagaimana besarnya? Jawabnya: Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi s.a.w. besar bulatannya itu seluas langit dengan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. 1. Natkhatul faza’ (untuk menakutkan). 2. Natkhatus sa’aq (untuk mematikan). 3. Natkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan). Dalam riwayat Ka’ab hanya dua kali tiupan, yaitu mematikan dan membangkitkan.
Mereka yang dikecualikan itu ialah: Roh orang-orang yang mati syahid, Jibril Mika’il, Israfil dan hamalatul arsyi, dan Malakul Maut, sehingga ketika ditanya oleh Allah: Siapakah yang masih tinggal dari makhlukKu padahal Ailah lebih mengetahui, jawab Malakul Maut: Ya Tuhan Engkau yang hidup yang tidak mati, tinggal malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, Hamalatul arsyi dan Aku, maka Allah menyuruh Malakul Maut mencabut roh mereka.
Riwayat Muhammad bin Ka’ab dari seorang dari Abu Hurairah r.a. berkata: Kemudian Allah berFirman: Harus mati Jibrail, Mika’il, Israfil, juga Harnalatul arsyi. Kemudian Tuhan bertanya: Hai Malakul maut, siapakah yang masih tinggal dari makhlukKu? Jawabnya: Engkau zat yang hidup yang tidak mati, tinggal hambamu yang lemah Malakul Maut. Firman Allah: Hai Malakul Maut tidaklah kau telah mendengar FirmanKu: Tiap bernyawa harus merasakan mati, sedang engkau salah satu dari makhlukKu. Aku jadikan engkau untuk tugasmu itu, dan kini matilah engkau, maka matilah Malakul Maut. Dalam lain riwayat ketika Malakul Maut diperintah mencabut rohnya sendiri, maka ia pergi ke tempat di antara syurga dan neraka, lalu mencabut rohnya sendiri, tiba-tiba ia menjerit, yang andaikata waktu itu makhluk masih hidup nescaya mereka semua akan mati kerana jeritan Malakul Maut itu, lalu ia berkata: Andaikan saya mengetahui bahwa pencabutan roh itu seberat ini nescaya saya akan lebih lunak ketika mencabut roh orang-orang mukminin, kemudian matilah Malakul Maut dan tiada tinggal satu pun dari makhluk. Kemudian Allah berfirman kepada dunia yang rendah ini: Di manakah raja-raja dan putra-putra raja, dimanakah raksasa-raksasa dan putra raksasa-raksasa yang makan rezekiKu tetapi menyembah selain Ku. Kemudian Allah berfirman: Siapakah yang mempunyai hak milik pada hari ini? Pertanyaan ini tidak ada yang menjawab, maka Allah sendiri rnenjawab: Hanya bagi Allah yang tunggal dan memaksa segala sesuatu).
Kemudian Allah menyuruh iangit maka menurunkan hujan bagaikan mani lelaki selama empat puluh hari, sehingga air telah menggenang di atas segala sesuatu setinggi 12 hasta, maka Allah menumbuhkan makhluk bagaikan tumbuhnya sayur-sayuran sehingga sempurna kerangka badannya sebagaimana semula dahulu, kemudian Allah menyuruh: Hiduplah hai israfil rian Hamalatul arash, maka hiduplah mereka, lalu Allah menyuruh Israfil meletakkan sangkakala di mulutnya, lalu Allah menyuruh: hiduplah Jibril, Mika’il, maka hiduplah keduanya, kemudian Allah memanggil roh-roh dan diletakkan dalam sangkakala, kemudian Allah menyuruh Israfil meniupnya untuk membangkitkan, maka keluarlah roh-roh bagaikan iebah telah memenuhi angkasa antara iangit dan bumi, lalu masuklah roh itu ke dalam jasad di dalam hidung, maka bumi mengeluarkan mereka.
Nabi s.a.w. bersabda: Saya pertama orang yang keluar dari bumi.
Dalam lain Hadis: Sesungguhnya Allah jika telah menghidupkan Malaikat Jibril, Mika’il, Israfil maka mereka pergi ke kubur Nabi s.a.w. membawa buraq dan perhiasan-perhiasan syurga, maka terbukalah bumi untuk Nabi s.a.w. Dan ketika melihat Jibril segera bertanya: Ya Jibril hari apakah ini? Jawabnya: Ini hari Qiamat, hari yang pasti, hari yang sangat menggentarkan. Lalu bertanya: Ya Jibril, bagaimana ummatku (Apakah yang diperbuat oleh Allah terhadap ummatku?) Jawab Jibril: Terimalah khabar gembira, kerana kau pertama yang keluar dari bumi.Kemudian Allah menyuruh Israfil meniup sangkakala, tiba-tiba serentak mereka telah bangkit melihat keadaan. Kami kembali ke Hadis Abu Hurairah r.a.: Maka keluarlah manusia dari kubur mereka dalam keadaan telanjang bulat, menuju kepada tuhan mereka, kemudian berhenti di suatu tempat selama 70 tahun, Allah membiarkan mereka, tidak melihat atau memutuskan keadaan mereka, mereka menangis sehingga habis air mata, dan mengeluarkan darah, dan berpeluh sehingga banjir sampai ke mulut, kemudian mereka dipanggil ke mahsyar mereka terburu-buru menuju panggilan itu, maka apabila telah berkumpul semua makhluk, jin, manusia dan lain-lainnya, tiba-tiba mendengar suara yang keras dari langit, maka terbuka langit duqia dan turun dari padanya sepenuh penduduk bumi dari para Malaikat, dan mereka langsung berbaris, lalu bertanya: Apakah ada di antara kamu yang membawa perintah Tuhan untuk hisab? Dijawab: Tidak ada. Kemudian turun ahli langit kedua dan berbaris pula, kemudian turun penduduk langit ketiga, dan seterusnya sampai langit ketujuh, masing-masing berlipat dari yang sebelumnya dan semua Malaikat itu melindungi penduduk bumi.
Dari Adhdhahaak berkata: Sesungguhnya Allah akan menyuruh langit dunia maka terbelah dan mengeiuarkan semua Malaikat yang ada di dalamnya, maka turun semuanya dan mengepung bumi dengan apa yang ada di bumi, kemudian langit kedua dengan isinya, kemudian yang ketiga dengan isinya, kemudian keempat dengan isinya kemudian kelima dengan isinya, kemudian keenam dengan isinya, kemudian ketujuh dengan isinya, sehingga merupakan tujuh barisan Maiaikat setengahnya dikepung oleh setengahnya, sehingga penduduk jika pergi ke mana saja mereka mendapatkan tujuh barisan Malaikat itu,iaitu firman Allah: Hai para jin dan manusia jika kamu dapat menembus langit dan bumi, maka silakan menembusnya. Dan kamu tidak akan menembusnya kecuali dengan kekuatan.
Dan ayat: Dan pada hari terbelahnya langit dengan awan, dan diturunkan para Malaikat dengan seketika.
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda: Allah telah berfirman: Hai para jin dan manusia, saya nasihatkan kepadamu, sesungguhnya yang tercatat dalam lembaran hanya amalmu sendiri, kerana itu siapa yang mendapatkan di dalamnya kebaikan, hendaklah mengucapkan: Alhamdulillah dan siapa yang mendapat lain dari itu, maka jangan menyalahkan yang lain kecuali dirinya sendiri. Kemudian Allah menyuruh jahannam, maka keluar daripadanya binatang yang panjang mengkilat gelap lalu berkata-kata.
Maka Allah berfirman: Tidaklah Aku telah berpesan kepadamu: Jangan menyembah syaitan, sesungguhnya ia musuhmu yang nyata-nyata. Dan sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus. Dan ia telah menyesatkan ummat-ummat yang banyak dari kamu. Apakah kamu tidak berakal (beriikir) dan menyedarinya. Inilah neraka jahannam yang telah diancamkan (peringatkan) kepadamu. Masuklah kamu kini, oleh sebab kekafiranmu). Maka pada saat itu bertekuk lutut tiap-tiap ummat, sebagaimana firman Allah: di sini kamu melihat tiap ummat (orang) bertekuk lutut, tiap umat dipanggil untuk menerima suratan amalnya. Lalu Allah memutuskan pada semua makhlukNya. Dan antara binatang-binatang buas atau ternak, sehingga kambing yang tidak bertanduk diberi hak membalas kambing yang bertanduk, kemudian diperintah menjadi tanah semua binatang-binatang itu. Dan di saat itu orang kafir berkata: Aduh sekiranya aku menjadi tanah, kemudian Allah memutuskan antara semua hambaNya.
Nafi’ dari Ibn Umar r.a. berkata’: Nabi s.a.w. bersabda: Manusia akan dibangkitkan kembali kepada Tuhan pada hari Qiamat, sebagaimana keadaan mereka ketika dilahirkan dari perut ibunya telanjang bulat. Siti A’isyah berkata: Laki perempuan berkumpul ya Rasulullah? Jawab Nabi s.a.w.: Ya. Siti A’isyah r.a. berkata: Alangkah malunya, kemaluanku, dapat melihat setengah pada setengahnya. Rasulullah s.a.w. sambil memukul bahu A’isyah bersabda: Hai puteri dari putera Abu Quhafah, kesibukan orang-orang pada saat itu tidak memungkinkan akan melihat itu, orang-orang pada mengarahkan pandangan mereka ke langit, berdiri selama empat puluh tahun tidak makan, tidak minum, ada yang berpeluh sampai tumit, sampai betis, sampai perut dan ada sampai di mulut, kerana lamanya berhenti, kemudian berdiri para Malaikat mengelilingi arash, lalu Allah menyuruh menyerukan nama Fulan bin Fulan maka semua yang hadir melihat-lihat orangnya, lalu keluar orang itu untuk menghadap Tuhan Rabbul A’alamin. Dan bila telah melihat pada Rabbul A’alamin dipanggil orang-orang yang pernah dianiaya oleh orang itu untuk diberikan dari hasanat kebaikannya kepada orang-orang yang teraniaya itu, kerana pada saat itu tidak ada pembayaran dengan emas, perak (dinar, dirham), maka orang-orang selalu menagih sehingga habis hasanatnya, maka diambilkan dari dosa- dosa orang-orang yang dianiaya itu untuk dipikulkan kepadanya, kemudian jika telah selesai semua maka diperintah: Kembalilah ke tempatmu dalam neraka hawiyah (jahannam) kerana pada hari ini tidak ada penganiayaan sesungguhnya Allah amat segera perhitunganNya, juga pembalasan-Nya. Maka pada saat itu tidak ada seorang Malaikat yang muqarrab atau nabi Rasul melainkan merasa bahwa tidak akan selamat, kecuali jika mendapat perlindungan dari Allah.
Mu’az bin Jabal r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda: Tidak dapat bergerak kaki seorang hamba sehingga ditanya tentang empat perkara:
1. Umurnya digunakan apa sampai habis.
2. Dan badannya dalam apa ia rosakkan.
3. Dan ilmunya apa ia pergunakan (apakah diamalkan).
4. Dan hartanya dari mana ia dapat dan ke mana ia keluarkan.
Ikrimah berkata: Seorang ayah akan memegang anaknya pada hari Qiamat dan berkata: Saya ayahmu ketika di dunia, maka anak itu memuji kebaikannya lalu ayah itu berkata: Hai anak kini saya berhajat kepada hasanatmu yang sekecil dzarrah, kalau-kalau saya dapat selamat dengan itu dari apa yang kau lihat ini. Jawab anaknya: Saya juga takut dari apa yang kau takutkan itu, kerana itu tidak dapat memberikan kepadamu sedikitpun. Lalu pergi kepada isterinya dan berkata kepadanya: Saya dahulu suamimu di dunia, maka dipuji oieh isterinya, lalu berkata: Saya ini minta kepadamu satu hasanat, kalau-kalau saya boleh selamat dari apa yang kau lihat ini. Jawab isterinya: Saya juga takut dari itu terhadap diriku seperti engkau. Sebagaimana Firman Allah: Dan orang yang keberatan pikulannya itu jika memanggil lain orang untuk memikuikan sebagian tidak akan dipikulkan sedikitpun, meskipun yang dipanggil itu kerabat yang dekat.
Ibn Mas’ud r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda: Orang kafir akan tenggelam dalam peluhnya kerana lamanya hari itu sehingga ia berdo’a: Ya Tuhan kasihanilah aku meskipun masuk ke dalam neraka.
Abu Ja’far meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda:Tiada seorang Nabi melainkan ia mempunyai do’a yang mustajab, dan semuanya sudah menggunakan do’a itu di dunia, sedang saya masih menyimpan do’a itu, untuk saya gunakan sebagai syafa’at bagi ummatku pada hari Qiamat. Ingatlah bahwa sayalah yang terkemuka dari semua anak Adam dan itu bukan bangga, dan saya juga yang pertama bangkit dari bumi, juga bukan kerana bangga, dan panji Alhamd di tanganku pada hari Qiamat yang dibawahnya ada Adam dan anak cucunya, juga tidak bangga dengan itu. Pada Qiamat kesukaran dan kerisauan mcnusia akan bertambah dahsyat sehingga mereka datang pada Nabi Adam a.s. dan berkata: Hai Abulbasyar (Ayah dari semua manusia) berikan syafa’atmu (bantuanmu) bagi kami dengan minta kepada Tuhan, supaya segera menyelesaikan kami ini. Jawab Adam: Itu bukan bagian saya, saya telah diusir dari syurga kerana dosaku, dan kini aku tidak memikirkan sesuatu kecuali diriku sendiri, lebih baik kamu pergi kepada Nuh a.s. kerana ia sebagai Nabi yang pertama. Maka mereka pergi kepada Nuh dan berkata: Tolonglah kamu mintakan kepada Tuhan supaya lekas membebaskan kami. Jawab Nabi Nuh a s.: Bukan bagianku, saya telah mendo’akan penduduk bumi sehingga terggelam semuanya, dan kini tidak ada yang aku pikirkan kecuali diriku sendiri, tetapi kamu lebih baik pergi kepada Nabi Ibrahim a.s. khalilullah. Maka pergilah mereka kepada Nabi Ibrahim a.s. dan berkata: Tolonglah kami di sisi Tuhan supaya segera memutuskan urusan kami. Jawab Nabi Ibrahim a.s.: Itu bukan urusanku, sebab saya telah dusta tiga kali.Rasulullah s.a.w. bersabda: Ketiga-tiganya itu kerana mempertahankan agama Allah.
1. Ketika ia diajak ke upacara kaumnya, lalu ia menyatakan: Inni saqiem (sesungguhnya saya sakit).
2. Ketika berkata: Bahwa yang merusak berhala-berhala itu hanya inilah yang terbesar.
3. Ketika isterinya akan diganggu oleh raja yang dholim, lalu ia berkata: Ini saudara- ku.
Kerana itu kini tidak ada sesuatu yang merisaukan hatiku kecuali bagaimana nasibku, tetapi kamu pergi kepada Musa a.s. sebagai kalimullah yang langsung mendengar firman-firman Allah. Maka mereka langsung pergi kepada Nabi Musa a.s. dan berkata: Tolonglah kami gunakan syafa’atmu untuk menghadap Tuhan supaya menyelesaikan urusan kami ini. Jawab Nabi Musa: Itu bukan urusanku, saya pernah membunuh orang tanpa hak, dan kini aku tidak memikirkan kecuali nasib diriku, tetapi kamu pergi kepada Nabi Isa a.s. rohullah dan kalimatullah, maka segera mereka pergi ke Nabi Isa a.s. dan berkata: Berikan jasa syafa’atmu mintakan kepada Tuhan supaya segera meringankan penderitaan kami ini. Jawabnya: Saya teiah diangkat bsrsama ibuku oleh orang-orang sebagai Tuhan, dan kini tidak ada sesuatu yang merisaukan aku kecuali urusanku sendiri, tetapi bagaimana pendapatmu kalau ada barang terbungkus dan ditutup, apakah dapat mencapai barang itu jika tidak dibuka penutupnya? Jawab mereka: Tidak, maka ia berkata: Sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w. itu penutup dari semua nabi-nabi, dan Allah teiah mengampunkan baginya apa yang lalu dan yang kemudian, lebih baik kamu pergi kepadanya. Nabi s.a.w. bersabda: Maka datanglah orang-orang itu kepadaku, lalu saya jawab kepada mereka: Baiklah, sayalah yang akan membantu sehingga Allah mengizinkan bagi siapa yang dikehendaki dan diredhoinya, maka tinggal sekehendak Allah, kemudian bila Allah hendak menyelesaikan makhluknya, maka ada seruan: Di manakah Muhammad dan ummatnya, rtiaka kamilah yang terakhir di dunia, dan yang pertama-tama hisabnya pada Hari Qiamat. Lalu aku berdiri bersama umatku, maka umat-umat itu membukakan jalan untuk kami, sehingga ada suara, hampir saja umat ini semuanya merupakan nabi-nabi, kemudian aku maju ke pintu syurga dan mengetoknya, ialu ditanya: Siapakah itu? Jawabku Muhammad Rasulullah, lalu dibukakan dan segera aku masuk dan bersujud kepada Tuhan serta memuja-muji kepada Tuhan dengan pujian yang belum pernah diucapkan oleh seorangpun sebelumku, kemudian aku diperintah: Angkatlah kepalamu, dan katakan akan didengar, dan mintalah akan diberikan dan berikan syafa’atmu akan diterima). Maka saya memberikan syafa’atku pada orang-orang yang di dalam hatinya ada seberat semut (zarrah) atau jagung dari iman keyakinan di samping syahadat an laa ilaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah.
Sayidina Umar Al Khattab r.a. ketika masuk ke masjid bertemu dengan Ka’bul Ahbar sedang memberi nasihat pada orang-orang, maka Umar berkata kepadanya: Berilah kami nasihat dan cerita cerita yang dapat menambah takut kepada Allah. Maka Ka’bul Ahbar berkata: Sesungguhnya ada Malaikat-Malaikat yang dijadikan oleh Allah berdiri tegak tidak pernah membungkukkan punggung mereka, dan yang lain tetap sujud tidak pernah mengangkat kepalanya sehingga ditiupkan sangkakala, dan mereka bertasbih: Subhanakallahumma wabihamdika ma abadnaaka haqqa ibadatika wa haqqa ma yanbaghi Iaka an tu’bada (Maha suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu kami tidak dapat beribadat kepadaMu sepenuh ibadat yang layak kepadaMu, yang layak bagiMu untuk disembah).
Demi Allah yang jiwaku ada di tangannya, neraka jahannam akan diperdekat pada hari Qiamat lalu bergemuruh dan bila telah dekat ia bergemuruh dengan satu suara, dan di saat itu tidak ada seorang nabi atau orang yang mati syahid melainkan ia bertekuk lutut jatuh, maka tiap nabi, syahid atau siddiq hanya berdo’a: Ya Allah saya tidak minta kecuali keselamatan diriku sehingga nabi Ibrahim lupa pada Ismail dan Ishak sambil berkata: Ya Tuhan aku khalilullah Ibrahim. Dan pada sa’at itu andaikan engkau hai putra Khattab mempunyai seperti amal tujuh puluh nabi, nescaya kau mengira bahwa, dirimu tidak akan selamat. Maka menangislah semua yang hadir.
Ketika Umar melihat keadaan itu, lalu Umar berkata: Hai Ka’ab berikan kepada kami kabar yang menggembirakan, maka berkata Ka’ab: Sesungguhnya bagi Allah ada 313 syari’ah tidak seorang yang menghadap kepada Allah dengan salah satu syari’at itu asal disertai dengan kalimat laa ilaha illallah melainkan pasti dimasukkan oleh Allah ke dalam syurga demi Allah andaikan kamu tahu besarnya rahmat Allah nescaya kamu malas beramal. Hai saudara bersiap-siaplah menghadapi hari Qiamat itu dengan amal yang soleh, dan menjauhi maksiat sebab tidak lama kau akan menghadapi hari Qiamat dan menyesal terhadap masa hidupmu yang terbuang sia-sia, ketahuilah bahwa bila kau mati bererti telah tiba hari Qiamatmu, sebagaimana kata Almughirah bin Syu’bah: Kamu menantikan hari Qiamat, padahal Qiamatmu ialah saat kematianmu.
Alqomah bin Qays ketika hadir janazah lalu ia berdiri di atas kubur dan berkata: Adapun hamba ini maka telah tiba Qiamat- nya. Sebab seorang bila mati maka melihat segala persoalan hari Qiamat, yaitu syurga, neraka dan Malaikat, dan ia tidak dapat berbuat suatu amal, maka ia bagaikan seorang yang berada pada hari Qiamat, dan ia akan bangkit pada hari Qiamat menurut keadaannya di sa’at matinya, maka sungguh untung siapa yang penghabisan amalnya kebaikan.
Abubakar Alwaasithi berkata: Keuntungan yang besar itu dalam tiga: Hidup, mati dan Qiamat. Adapun keuntungan hidup, yaitu bila digunakan dalam ta’at kepada Allah, dan keuntungan mati bila ia mati dalam kalimat syahadat: Laailaha illallah, dan keuntungan hari Qiamat bila bangkit dari kubur disambut dengan berita bahwa syurga tersedia untuknya.
Yahya bin Mu’adz Arrazi ketika dibacakan dimajlisnya ayat: Pada hari Qiamat itu Kami akan menghantar orang yang taqwa menghadap kepada Ar Rahman (Allah) berkenderaan. Sedang orang-orang yang derhaka Kami giring ke neraka jahannam berjalan kaki dan merasa haus.
Yahya bin Mu’adz Arrazi ketika dibacakan dimajlisnya ayat: Pada hari Qiamat itu Kami akan menghantar orang yang taqwa menghadap kepada Ar Rahman (Allah) berkenderaan. Sedang orang-orang yang derhaka Kami giring ke neraka jahannam berjalan kaki dan merasa haus.
Lalu ia berkata: Hai manusia, kamu kelak akan dihadapkan kepada Allah berduyun-duyun, dan menghadap pada Allah satu persatu, dan akan ditanya semua amalmu secara terperinci kalimat demi kalimat, sedang para wali dihantar menghadap pada Allah berkenderaan, dan orang-orang yang derhaka didorong ke neraka jahannam berbondong-bondong. Dan semua akan terjadi bila bumi telah dilenyapkan, dan tiba Tuhanmu sedang Malaikat berbaris-baris, dan dihidangkan jahannam sebagai ancamannya, saudara-saudaraku berhati-hatilah kamu dari kengerian sehari yang perkiraannya sama dengan lima puluh ribu tahun, hari yang menggetarkan, hari duka cita dan menyesal, itulah hari yang besar, hari bangkitnya semua manusia untuk menghadap kepada Rabbul-Alamin, hari perhitungan, dan pertimbangan dan pertanyaan, hari kegoncangan, yang pasti, yang menakutkan, hari kebangkitan hari di mana tiap manusia akan melihat apa yang telah dilakukannya, hari di mana semua manusia dalam berbagai bentuk akan melihat amal perbuatannya, hari di mana wajah manusia putih berseri-seri dan lain wajah hitam, hari di mana seseorang tidak dapat menolong kepada lainnya, dan tidak berguna segala tipu daya, hari di mana seorang ayah tidak dapat membantu anaknya sedikitpun, demikian pula anak tidak dapat membantu ayahnya sedikitpun, hari di mana bahayanya bertebaran meluas, hari di mana tidak diterima uzur orang-orang yang zalim, dan tetap mereka mendapat kutukan (laknat) serta siksa yang keji, pada hari di mana tiap manusia harus mempertahankan dirinya sendiri, pada hari di mana tiap ibu akan lalai terhadap bayi yang ditetekinya, bahkan tiap ibu yang mengandung akan menggugurkan kandungannya, dan orang-orang terlihat bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk kerana minum arak, hanya kerana ngerinya siksa Allah yang sangat keras.
Muqatii bin Sulaiman berkata: Makhluk akan berdiri menanti pada hari Qiamat selama seratus tahun tenggeiam dalam peluhnya sendiri, dan seratus tahun dalam kegelapan mereka bingung, sedang seratus tahun lagi sibuk bagaikan gelombang mengajukan tuntutan kepada Tuhan. Sesungguhnya hari Qiamat itu sekira lima ribu tahun, tetapi bagi seorang mukmin yang ikhlas bagaikan sesaat. Kerana itu wahai orang yang sehat akal hendaklah sabar terhadap penderitaan dunia dalam melaksanakan taat kepada Allah untuk memudahkan bagimu segala kesukaran-kesukaran Hari Qiamat.
No comments:
Post a Comment