AKHIRNYA hanya bisa bermuhasabah diri. Membuka percakapan dengan hati, tentu yang jadi saksi, Allah, selain itu, ya langit-langit kamar, lemari, jam dinding, juga bantal buluk, he.
Baru saja satu jam yang lalu buka buku Tarikh Rasulullah, dan membaca soal detik-detik kepergian Rasul. Ya Allah, beliau pergi dengan meninggalkan pesan, ummati, ummati, ummati.
Perjuangannya, pengorbanannya, tak sebanding bahkan JAUH dari apa yg aku lakukan hari ini. Aku siapalah aku. Hanyalah seonggok daging bernyawa, yang hina namun Karena Allah akulah manusia, anak cucu Adam. Tapi sungguh ya Rasul, kepergianmu musibah terbesar bagi ummat.
Zha, apakah bangga dengan Ilmu yang kau punya? bangga dengan apa yang kau miliki? Sedangkan kau tak lebih dari seorang manusia biasa, yang tidak akan dipandang Rabb-mu, andai Ilmu yang kau punya hanya kau timbun, lalu menguap dengan sendirinya, terhempas kedasar bumi,
tanpa sempat kau amalkan.
Zha, Ilmumu bukan semata- semata untuk riya. Apa kau tau? Amal Ibadah takkan berguna jika Riya’ ada d’hatimu! Terbang bak debu yang ditiup angin. Tak sayangkah? tak sayangkah dengan energi dan waktu yang kau curahkan untuk berk0ar-koar sementara hatimu riya’,sementara kau ingin dipuji, sementara kau tak pernah melaksanakannya, padahal allah sangat membenci, orang-orang yang hanya pandai ng0m0ng,tapi enggan melakukan apa yg di0m0ngkan!
Kalo hatimu ada rasa riya’, dan somb0ng lantaran Ilmu yg kau punya. Tuh liat Iblis tepuk tangan, ah payah, ga bisa liat kan? Padahal ia bisa liat kamu.
Pukulan bagiku Ya Allah. Hantaman keras untukku Ya Rasul. Jika amanahmu tak kusampaikan, dan jikapun ku sampaikan, itu tak mampu ku lakukan. Ampuni hambamu ya Allah, yang terkadang hati menjadi angkuh, yang seringkali hati menjadi s0mb0ng, yang acapkali lisan mencela, mengumpat, dan mencaci.
sumber dari: islampos.com
No comments:
Post a Comment