Kes Piramid Sadahurip terus menuai kontroversi. Team ESDM yang memakai logik pendek dengan mudahnya menyatakan bahawa gunung Sadahurip bukan piramid "ajaib" kerana tanah luarnya adalah tanah biasa. Padahal penggalian yang lebih serius telah menyingkap adanya batu-batu yang tersusun rapi, yang tidak mungkin "disusun oleh alam"!.
Ditambah lagi dengan hasil geolistrik dengan jarak 5 dan 3 meter bentangan Barat Timur dan Utara Selatan memperkuat kesimpulan ada bentukan struktur yang sangat kecil kemungkinan hasil bentukan alami.
Hasil plot kontur 3D data digital topografi resolusi 5 meter IFSAR ini memperkuat hipotesa adanya bentukan anomali dari proses geologi bukit sinder cone yang berada pada suatu batuan dasar intrusi yang terpancung. Kemudian, sumber material galian berasal dari daerah lembah Cirahong yang berada 1-2 kilometer dari puncak gunung Putri. Dibuktikan dengan kelantangan galian dari lembah Cirahong adalah sama dengan kelantangan timbunan gunung Putri.
Sementara itu hasil uji karbon C14 menunjukkan usia lapisan tanah top soil purba yang sudah diuji karbon dating C14 di BATAN adalah 6000 tahun sebelum Masehi. Sementara usia lapisan tanah yang lebih keras seperti cadas di bawahnya adalah 7.500 tahun sebelum Masehi. Apabila ada struktur yang berada di bawah lapisan tanah dan cadas usianya akan lebih tua
Maka pasukan Katastrofa pimpinan Staf Khusus Presiden, Andi Arif akan memperserius penelitian Gunung Sadahurip pada Mac 2012. Namun kerana nama Presiden akhir-akhir ini sedang bosan, maka niat baik Andi Arif ikut dicurigai oleh para penganut logik pendek. Padahal ada Teori Katastrofa yang boleh digunakan untuk "langkah awal" mempelajari "Piramid Sadahurip".
Teori Katastrofa adalah teori yang berkembang pada abad ke-18, yang menyatakan bahawa bumi akan hancur kerana musibah yang amat dahsyat.
Bagi orang Islam, tentunya teori itu tidak mengejutkan, kerana banyak disebut dalam Al-Qur'an, bahawa disamping kiamat, Allah telah banyak membinasakan kaum-kaum bertamadun tinggi yang mengingkari ke Esaan Allah dan banyak membuat kejahatan di muka bumi.
"Maka apakah kamu tidak berjalan-jalan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan nasib orang-orang sebelum kamu. Mereka orang-orang yang lebih hebat kekuatannya dan lebih banyak bekas-bekasnya (artefaknya) di muka bumi. Maka apa yang mereka usahakan (peradaban tinggi mereka) itu ternyata tidak dapat menolong mereka ". Demikian bunyi Surat Al-Mukmin ayat 82.
Selama ini, khutbah-khutbah kyai di masjid-masjid kebanyakan menafsirkan bunyi ayat-ayat Al-Qur'an seperti di atas, hanyalah berlaku pada kaum Arab kuno atau bangsa Yahudi yang diazab Allah, misalnya kaum Ad, Tsamud, Sodom dan Gomorrah dan sebagainya .
Namun, kalau kita merujuk penemuan-penemuan mutakhir, serta teori-teori Nusantara mutakhir, akan terlihat bahawa Nusantara juga pernah mempunyai kejayaan yang luar biasa, melebihi kejayaan peradaban bangsa-bangsa yang disebut secara nyata oleh Al-Quran di atas, dan kemudian diazab oleh Allah dengan kehancuran maha dahsyat.
Dalam beberapa bulan yang akan datang, pasukan yang dibentuk oleh Staf Khusus Presiden bencana, sebut saja "Pasukan Katastrofa", akan meneliti beberapa gunung di Kudat, Jawa Barat, yakni Gunung Lalakon dan Sadahurip, yang menilik bentuknya sangat "mencurigakan", nampaknya bukan gunung biasa, melainkan piramid raksasa yang tertimbun hutan.
Di samping itu, di Jawa Tengah juga terdapat deretan "gunung piramid" yang berderet puluhan atau ratusan, memperlihatkan betapa dahsyatnya Nusantara masa lalu, sebelum "dihancurkan" oleh bencana alam maha dahsyat, yang tentu bagi orang Islam bermakna diazab oleh Allah.
Konon, kini banyak pakar dari luar negeri berebut ingin bergabung dengan pasukan penyelidik gunung piramid tersebut. Semoga saja mereka datang dengan sumbangan bayaran dari negerinya, bukan hanya datang sebagai tenaga kerja, kerana kalau soal itu, di Indonesia pun sudah banyak.
Dengan ditemukannya piramid-piramid raksasa di Nusantara yang lebih besar dari piramid di Mesir, juga penemuan sisa-sisa "Kerajaan Kandis kuno" di Sumatera, dan sebenarnya juga penemuan sisa-sisa berbagai patung-patung megalitik yang kadang-kadang ukurannya dahsyat, sudah membuktikan kebenaran teori DR.Arysio Santos dan DR.Stephen Oppenheimer yang akhir-akhir ini mengejutkan para pakar kenusantaraan, bahawa Nusantara ini puluhan ribu tahun yang lalu adalah benua besar bernama "Attala" atau "Atlantis" dan ada juga yang menyebut "Lemuria" yang bertamadun sangat dahsyat, melebihi kedahsyatan peradaban Borobudur Sleman, Piramid Mesir, Kota Gunung Machu Pichu, Kuil-kuil piramid Amerika Selatan dan sebagainya.
sumber dari: dikongsi.com
No comments:
Post a Comment